Serambi Soekarno, Narasi Perjuangan Bangsa


 

Pagi ini aku menapaki perlahan demi perlahan bukit kecil di balik gereja tua itu, sembari membayangkan Soekarno muda hari-harinya melewati lorong-lorong yang sama dengan lorong yang aku lalui menuju ke serambi itu.
      Aku memparadekan diriku dalam aura dan citra diri Soekarno Muda. Seorang intelektual dengan bara revolusi yang menggelora mencapai Indonesia merdeka. Revolusi yang tidak akan pernah berhenti karena revolusi bangsanya adalah revolusi ciptaan Tuhan.
     Nasib aku masih lebih baik dari nasib Bung Karno , jalanan yang kulalui sekarang tak seperti deskripsinya Bung Karno perihal Ende di Tahun Tiga Puluhan. Jalan utamanya adalah jalanan tanah bekas tebasan hutan. Di musim hujan terjadi kubangan lumpur yang becek, dan bila matahari bersinar dengan terik, lumpur itu mengeras dan jalanan itu memiliki lubang dan alur baru.(Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat.2007: 153).


    Adalah Pater Henri Daros, SVD Pemrakarsa berdirinya Serambi Soekarno yang menyambut kedatanganku pagi ini dengan keramah-tamahannya. Aku membayangkan bagaimana kehangatan dan keramah-tamahan Pater Gerardus Heijtink, SVD dan Pater Joannes Bouma, SVD menyambut kedatangan Soekarno muda saat itu.

      Serambi gedung tua di ujung kompleks kediaman di bukit kecil itu menghadap ke laut selatan Ende. Serambi gedung tua itu berada di kompleks Santo Yosef tempat kediaman para biarawan SVD yang bertugas di Ende yang mulai digunakan sebelum Tahun 20-an .Society Verbe Devine (SVD) atau  Serikat Sabda Allah adalah suatu tarekat biarawan internasional yang ada sejak dulu, terhitung sejak tahun 1913 sudah tak asing lagi bagi masyarakat Ende khususnya dan Flores pada umumnya, baik karena karya         pelayanannya untuk kebutuhan rohani umat katholik maupun karena karya pendidikan dan pengembangan    sosial ekonomi yang dijalankannya untuk kepentingan masyarakat umum.(https://henridaros.wordpress.com/2015/01/14/ketika-bung-di-ende-di-kamar-ini/)
       Bung Karno sendiri berada di Ende sejak tanggal 14 Januari 1934 sampai dengan 18 Oktober 1938.(https://rosodaras.wordpress.com/2013/10/14/huijtink-bouma-dan-bung-karno/). Persahabatan Bung Karno dengan kedua Pater SVD tersebut terjalin karena banyak faktor selain karena Bung Karno memerlukan teman diskusi yang seimbang, para Pater membutuhkan teman bicara yang dalam berdialog bisa terjadi tanya jawab, umpan-balik dan perdebatan. Sesuatu yang tidak dapatkan ketika mereka menjalankan tugas mis, sehingga ketika mereka melakukan kunjungan ke stasi-stasi. .(https://rosodaras.wordpress.com/2013/10/14/huijtink-bouma-dan-bung-karno/)
         Kedekatan Bung Karno dengan Pater Gerardus Huijtink, SVD dan Pater Joannes Bouma, SVD bisa dilukiskan dengan kepercayaan yang begitu besar kepada Bung Karno. Diriwayatkan ketika mereka sudah begitu dekat, tak jarang Pater Huijtink menitipkan pintu ruang kerjanya kepada Bung Karno. Maksudnya adalah, jika Bung Karno memerlukan bacaan yang ada diruang kerjanya, Bung Karno dapat datang kapan saja dan membaca sepuasnya. .(https://rosodaras.wordpress.com/2013/10/14/huijtink-bouma-dan-bung-karno/).
     Soekarno yang karena jiwa intelektualnya dihabiskan hari-harinya juga untuk membaca buku dan  berdikusi mencapai kemerdekaan Bangsa Indonesia bersama sahabatnya Pater Gerardus Huijtink, SVD dan Pater Joannes Bouma, SVD yang berwarga negara Belanda tapi justru jatuh hati dengan cita-cita kemerdekaan Indonesianya Bung Karno di serambi itu.


     Selain sebagai tempat untuk membaca buku dan berdiskusi, di serambi ini juga Bung Karno merencanakan kegiatan pementasan sandiwara tonil. Bung Karno selama berada di Ende setidaknya ada 12 judul tonil yang dipentaskan. Karena ketiadaan tempat untuk mementaskan tonil-tonil tersebut, Bung Karno meminta ijin kepada Pater Huijtink untuk menggunakan Kapela atau sekarang dikenal Gedung Imakulata sebagai tempat mementaskan tonil.
         Selain bersahabat dengan Paterr Huijtink Pater Bouma, Bung Karno di tanah interniran ini tetap berdiskusi tentang keislamannya dengan seorang tokoh Persatuan Islam (Persis) Tuan Ahmad Hasan di Bandung melalui surat-surat via Pos. Kumpulan surat-surat Bung Karno dari Ende itu dimuat dalam Buku Dibawah Bendera Revolusi (DBR).
       Berdasarkan hal-hal diatas Komunitas Society Verbe Devine (SVD) atau Serikat Sabda Allah Provinsial Ende yang diprakarsai Pater Henri Daros, SVD mendirikan Serambi Soekarno.
Situs bersejarah untuk mengenang Bung Karno ini berada di Kompleks Biara Santo Yosef Jl. Katedral No.05 Ende- Flores dan telah diresmikan dalam perayaan sederhana oleh Pater Lukas Jua, SVD yang juga di hadiri Bupati Ende pada tanggal 14 Januari 2019 kemarin tepat setelah 85 tahun Bung Karno memijakan kaki untuk pertama kalinya di Ende sebagai tempat pembuangannya.
      Bupati Ende Ir.Marselinus Y.W Petu mengapresiasi pihak SVD  yang sungguh-sungguh menyadari dan ingin mengabadikan peristiwa tersebut. Sesungguhnya para Misionaris telah membuat tidak hilang dari Ende dan mempertegas bahwa Ende Bumi lahirnya falsafah dan ideologi Pancasila.(Flores Pos Edisi Rabu 16 Januari 2019)
       Menurut Pater Lukas Jua, SVD keistimewaan Serambi Soekarno ini adalah pertama karena keasliannya, bangunan dan lantai rumah masih asli dari zaman Belanda. Kedua Patung Bung Karno karya Tim Artistik yang ditampilkan benar-benar mempresentasikan Bung Karno pada usia 30-an. Ketiga, latar belakang situs berwarna merah putih dengan tulisan pancasila dan ke Empat, tempat ini merupakan transformasi Bung Karno dan para sahabatnya, mereka membangun diskusi dan dialog profetis. (Flores Pos Edisi Rabu 16 Januari 2019)
        Serambi Soekarno sebuah karya besar yang monumental karya Perancang umum situs dan koordinasi pelaksanaan atas nama Komunitas Biara Santo Yosef Ende yakni: Pater Frans Ndoi, SVD, Pater Yosef Seran SVD, Pater Salomon Hadia Palma, SVD dan Bruder Stefanus Siku, SVD.
Sedangkan sebagai Tim Rancangan Artistik situs dan pengerjaannya adalah Beny Laka, Mikhael Fernandes dan Fabiola T.A Kerong, ST.MT.
       Situs Monumental itu sendiri diprakarsai berdirinya adalah untuk sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan dari Komunitas Biara Santo Yosef dan anggota Society Verbe Devine (SVD)atau Serikat Sabda Allah Provinsial Ende kepada Bung Karno, mengenang dan menghargai perjuangan Soekarno, menghargai relasi yang telah dibangun dan sebagai ungkapan perasaan senasib sepenanggungan  dari Komunitas Serikat Sabda Allah (SVD) provinsial Ende.
       Tujuan lain berdirinya Serambi Soekarno adalah untuk merawat kenangan bahwa diserambi yang sederhana ini ada narasi sejarah perjuangan bangsa yang luar biasa sehingga meningkatkan semangat nasionalisme dan memberikan dampak positif untuk lebih banyak lagi berbuat dan menghasilkan kebaikan untuk Bangsa Indonesia.
     Serambi Soekarno adalah narasi sejarah perjuangan Bangsa Indoensia. Sebagai media bagi generasi muda terutama anak-anak sebagai penerus bangsa untuk mempelajari atau menambah wawasan mengenai sejarah Bung Karno dan cita-cita luhurnya serta untuk meningkatkan rasa  Nasionalisme dan kecintaan kepada Bangsa dan Negara Indonesia.


      Dan “Demi pengertian terhadap Soekarno dan bersamaan dengan itu pengertian yang lebih baik terhadap Indonesia-ku”.(Kutipan kata-kata Bung Karno dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Karya Cindy Adams).
Jayalah Bangsaku.

#SerambiSoekarno#
#BungKarnodiEnde#
#Pancasila#

Komentar

  1. Ende Bagian Sejarah Bangsa yang tak boleh diabaikan.

    BalasHapus
  2. Rugi eee saya tidak ikut pas acara pembukaan/peresmian dan sampai sekarang pun belum ke sana ... kalau Abang ada rencana ke sana lagi, kabar-kabari via WA eeee supaya kita pergi sama-sama hehehe.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOTIF TENUN IKAT ENDE - LIO YANG SUDAH MEMILIKI HAKI

Komunitas Anak Cinta Lingkungan ( ACIL) Ende

Dermaga Rakyat Yang Justru Menjadi Destinasi Wisata Juga