Pekerjaan-Pekerjaan Yang di Lakukan di Bawah Pohon Waru Pantai Ende

         


         Tulisan ini berawal dari sebuah postingan media sosial facebook yang diposting oleh seseorang yang telah dengan sengaja melakukan tindakan “persekusi” terhadap pohon waru yang tumbuh disepanjang Pantai Ende dengan menuduh bahwa kehadiran pohon waru  telah merusak pemandangan Kota Ende padahal sebenarnya  Pohon waru justru menambah estetika keindahan Kota Ende.
         Pantai Ende yang berada di pesisir selatan Kabupaten Ende Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pantai dengan pasir hitam itu yang terletak  memanjang melalui beberapa Kelurahan dalam Kota Ende yakni Kotaratu, Kotaraja, Mbongawani, Rukun Lima, Paupanda dan Tanjung dominan ditumbuhi Pohon Waru.
       Pohon Waru dengan nama Latin Hibiscus Tiliaceus yang berasal dari keluarga Malvaceae merupakan tanaman peneduh yang tumbuh paling dominan sepanjang pesisir Pantai Ende.
        Selain berperan sebagai penahan abrasi, juga sebagai penyeimbang sirkulasi udara dan keseimbangan Ekosistem lingkungan Kota Ende dan sekitarnya.
Pohon Waru adalah bagian yang tak terpisahkan dan sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat yang mendiami pesisir Pantai Ende karena justru banyak aktifitas kehidupan banyak dilakukan dibawah pohon waru.

       Diantara aktifitas-aktifitas itu ada aktifitas yang bersifat pekerjaan yang menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan berbagai kebutuhan lainnya bagi masyarakat yang mendiami pesisir Pantai Ende.
      Pengertian pekerjaan adalah aktifitas utama yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam arti sempit pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang dapat menghasilkan uang.(https://www.gurupendidikan.co.id)
      Pekerjaan-pekerjaan apa saja yang masih dilakukan di bawah Pohon Waru Pantai Ende sampai dengan sekarang ini?.Simak uraiannya!.

1.    Pemecah Batu Pantai /Tettu Watu




        Kegiatan memecah batu pantai/Tettu watu menjadi kerikil bahan bangunan sudah dilakukan bertahun-tahun lamanya bahkan dilakukan secara turun-temurun dan dilakukan dibawah Pohon Waru sebagai peneduhnya.
       Pekerjaan memecah batu pantai ini pada umumnya dilakukan secara berkelompok yang biasanya berasal dari satu keluarga. Ada yang berperan sebagai pengumpul batu, pemilah, pemecah batu, pengepakan/pengemasan yang biasanya diisi dalam wadah kantung semen bekas atau kaleng minyak tanah dan yang terakhir adalah berperan sebagai yang memfasilitasi pemasaran.
      Alur prosesnya adalah sebagai berikut:
  • Batu pantai yang berasal dari laut dangkal dan dihempaskan ke daratan oleh hempasan gelombang     tersebut secara sabar dikumpulkan satu-demi satu dan ditempat disatu titik.
  • Batu-batu itu dilakukan pemilahan sesuai ukurannya.
  • Proses pemecahan batu pantai menggunakan bahan dan peralatan sederhana.
  • Pengepakan/pengemasan yaitu diisi dalam wadah yang biasanya dari kantung/zak semen bekas atau kaleng minyak tanah.
  • Siap dipasarkan dengan harga Rp.10.000 per/zak


2.    Pembuat Kapur Sirih /Jengi Oka.

         Pembuat kapur sirih/Jengi Oka merupakan sebutan masyarakat Ende-Lio untuk kegiatan pembakaran limbah-limbah terumbu karang (raba) yang sudah mati maupun cangkang kerang yang dihempaskan gelombang dari laut dangkal ke bibir pantai untuk dijadikan kapur sirih.
            Hamzah Madu (76) atau yang lebih dikenal dengan Ba Mboro warga RT 09/RW 05 Lingkungan Paupanda Bawah Kelurahan Paupanda Kecamatan Ende Selatan – Ende salah seorang tukang jengi oka yang masih setia bertahan menjalani pekerjaannya di era kemajuan peradaban ini menjelaskan bahwa beliau sudah Enam Puluh-an Tahun menjalani aktifitas ini dan pekerjaan yang sekarang ditekuninya adalah merupakan turunan dari orang tuanya.
         Sebelum gempa bumi yang melanda Pulau Flores Tahun 1992 jumlah tempat jengi oka di sepanjang pesisir pantai Ende jumlahnya mencapai puluhan. Namun sejak terjadinya gempa bumi 1992 tempat jengi oka yang masih bertahan hingga sekarang hanya tinggal 3(Tiga) tempat dan semuanya berada di RT 09/RW 05 Paupanda Bawah Kelurahan Paupanda Kecamatan Ende Selatan – Ende.

        Salah satunya penyebabnya adalah setelah terjadinya gempa bumi tahun 1992 terumbu karang (raba) sebagai penghasil utama limbah terumbu karang mati dan tempat hidup aneka jenis kerang bahan baku utama pembuatan kapur sirih, yang tumbuh subur di sepanjang laut dangkal Pantai Ende “ menghilang” begitu saja.
       Pekerjaan Jengi Oka ini apabila tidak segera dilakukan inovasi baru akses bahan baku dan teknologi produksinya , bukan tidak mungkin Pekerjaan hanya tinggal kenangan.

3.    Tukang Buat Kapal/Perahu (Kema Lambo/Sapa) dan Sewi Landa



        Kegiatan pembuatan kapal maupun perahu sudah menjadi pekerjaan utama yang dilakukan masyarakat pesisir pantai pada umumnya di Indonesia.
Kapal-kapal atau perahu yang dibuat masyarakat pesisir pantai Ende biasanya kapal-kapal Gross Tonase (GT) kecil dan hanya sekedar memenuhi kebutuhan para Nelayan lokal.
      Selain pembuatan kapal/perahu baru, kegiatan yang dilakukan masyarakat pesisir Pantai Ende menunggu musim mencari ikan lagi adalah memperbaiki kapal/perahu yang mungkin mengalami masalah.


     Kegiatan dominan lainnya sepanjang pesisir Pantai Ende dan dilakukan dibawah Pohon Waru adalah memperbaiki/menjahit kembali alat pukat/jala yang mengalami masalah yang dalam masyarakat setempat menyebut kegiatan ini dengan Sewi Landa.



4.    Tukang Jual Ikan (Teka Ika).



       Kegiatan menjual ikan hasil tangkapan para Nelayan merupakan suatu yang menjad rutinitas yang dilakukan setiap harinya.
       Sebelum ikan hasil tangkapan dibawa ke Pasar Ikan, para Nelayan akan melakukan transaksi dibawah pohon waru dengan para pedagang ikan atau kadang-kadang para Nelayan langsung bertransaksi dengan para pembeli ikan.

5.    Penjual Nasi Kuning (Teka Are Kune)


         Untuk memenuhi kebutuhan para Nelayan yang pulang melaut dan para calon penumpang kapal laut tujuan dan dari Pulau Ende dan kebutuhan masyarakat umum lainnya, di pesisir Pantai Ende berdiri warung-warung Are Kune (Nasi Kuning) sederhana yang menjual Nasi Kuning atau makanan lainnya seperti gorengan dan jajanan ringan lainnya dan juga aneka jenis minuman seperti Kopi, Teh, Susu, Air mineral serta lain-lainnya.

6.    Menenun Tenun Ikat Ende (Pette Senda).



           Tenun Ikat Ende merupakan kekayaan budaya Bangsa yang harus dilestarikan dan dijaga eksistensinya.
Para wanita yang mendiami pesisir Pantai Ende biasanya lebih memilih melakukan aktifitas menenunnya dibawah pohon waru yang selain berfungsi sebagai peneduh menenun dibawah pohon waru ditemani semilir angin pantai akan memunculkan ide-ide kreatif untuk menciptakan motif-motif Tenun Ikat yang indah dan menawan hati.

7.    Penjual Bubur Kacang Ijo (Teka Mbue Kaju).


         Pekerjaan ini merupakan aktifitas baru yang dilakukan dibawah pohon waru di Pantai Ende sebagai salah satu aktifitas yang mendatangkan keuntungan secara ekonomi bagi pelakunya.

        Ada satu jenis pekerjaan yang dilakukan dibawah pohon waru di Pantai Ende yang membuat kangen ingin bernostalgia dengannya yaitu Tukang Jual Obat Keliling (Teka Oba). 
        Waktu kecil dahulu biasanya saya adalah orang yang duduk paling depan menyaksikan aksi para tukang jual obat. Karena sekarang kegiatan jual obat di bawah pohon waru dipantai sudah tidak pernah dilakukan lagi maka saya tidak memasukannya dalam daftar pekerjaan diatas
      Demikianlah pekerjaan-pekerjaan yang aktifitasnya dilakukan dibawah pohon waru sepanjang Pantai Ende. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.
Terima Kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOTIF TENUN IKAT ENDE - LIO YANG SUDAH MEMILIKI HAKI

Komunitas Anak Cinta Lingkungan ( ACIL) Ende

Dermaga Rakyat Yang Justru Menjadi Destinasi Wisata Juga