Km 3 Ende Langganan Banjir, Ini Cara Jitu Mengatasinya.

 Peta Kawasan Km 3 Ende
(Sumber: Google Maps)

           Ende yang merupakan ibukota Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan kota tertua di Pulau Flores.  Letaknya yang sangat strategis menjadikan Ende menjadi tujuan utama masyarakat mencari kehidupan yang lebih baik pada masanya. Kota Ende yang awalnya hanyalah sebuah perkampungan kecil yang kumuh kini telah menjadi kota yang sangat berkembang ke arah peradaban yang lebih maju.
          Kota yang memiliki luas  ± 60,93 m2 dengan populasi penduduk ± 88.389 jiwa itu berkembang "liar" karena pembangunan tidak lagi memperhatikan aspek-aspek tata ruang dan tata wilayah yang semestinya sesuai Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW) Nomor 11 Tahun 2011. Hal ini disebabkan lemahnya pengawasan atas pelaksanaan Perda RT/RW tersebut.
         Disebabkan begitu " kacau" nya tata ruang wilayah yang ada bahkan ada anggapan Ende adalah sebuah kota yang "terlanjur". Kalau kota-kota lain di tata dulu tata ruang wilayah baru di bangun, sedangkan Ende adalah salah satu kota yang "terlanjur" ada baru  Perda RT/RW lahir.
         Bahkan wacana revisi atas Perda RT/RW nomor 11 Tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Ende dibuat pusing tujuh keliling atas kenyataan yang ada.
        Tata ruang wilayah Kota Ende yang buruk, Sistem drainase yang buruk ditambah kebiasaan warga yang membuang sampah bukan pada tempatnya telah menjadikan Kota Ende muncul persoalan serius yang harus segera cari jalan keluarnya.
         Apa itu?
      Banjir. Banjir telah menimbulkan kegelisahan sosial baru bagi warga Kota Ende. Kentara sekali kepanikannya. Semua mulai saling mempersalahkan dan mencari "kambing hitam" atas banjir yang terjadi.
      Salah satu lokasi "langganan" banjir yang terkenal dalam Kota Ende adalah Kawasan Km 3 Jl.Gatot Soebroto Kelurahan Mautapaga Kecamatan Ende Timur - Ende. Sebenarnya dahulu kawasan tersebut bebas atas masalah banjir tersebut, hanya baru beberapa tahun terakhir saja masalah banjir itu hadir.
       Kawasan Km 3 Ende sendiri memang terletak di daerah dataran rendah dengan dengan kontur tanah yang landai saja sehingga walaupun hujan dalam intensitas rendah  dengan durasi yang singkat saja atau walaupun di kawasan tersebut tidak hujan tapi kalau di kawasan yang lebih di atasnya ,maka dapat dipastikan Banjir akan melanda kawasan Km 3 Ende.
        Banjir dengan ketinggian tertentu disertai " kiriman" sampah akan menggenangi kawasan Km 3 Ende dari arah Simpang Lima sampai pertigaan PLTD Mautapaga Jl.Gatot Soebroto serta  kawasan-kawasan permukiman sekitarnya seperti Belakang Lorong Adinda,  Belakang Hero dan sekitarnya, Permukiman Lorong  BNI dan sekitarnya, kawasan permukiman belakang Sinar Mas, Kawasan Masjid Mautapaga, belakang Hotel Syfa, Kawasan Permukiman Bitta Beach dan kawasan-kawasan sekitarnya.
       Selain Kawasan Km 3 Ende terletak di dataran rendah, permukaan air tanah yang rendah, berkurangnya daerah resapan air, kebiasaan warga sekitar atau warga yang lebih di atasnya membuang sampah di drainase, hal utama lainnya yang menjadi penyebab banjir kawasan Km 3 Ende adalah buruknya sistem drainase yang ada.
      Drainase yang ada saat ini adalah drainase sepanjang jalan Gatot Soebroto dari arah Simpang Lima sampai depan Hotel Anggrek Ende. Drainase tersebut menampung aliran air dari drainase jalan Anggrek dan drainase jalan Melati lalu membuangnya ke arah Pantai Bitta Beach melalui saluran drainase Lorong Adinda dan drainase STIPAR Ende.
       Drainase-drainase yang ada selain ukurannya kecil juga diperparah oleh sedimen-sedimen endapan lain serta sampah-sampah yang menyumbat dan menghambat aliran air ke arah hilirnya menjadi faktor penyebab setiap kali hujan kawasan Km 3 Ende berubah menjadi "kolam renang raksasa".
       Lalu kira-kira solusi apa untuk mengatasi banjir Km 3 Ende ?.:
  1. Memperbaiki sistem drainase yang ada yaiu dengan melakukan upaya pengerukan untuk mengeluarkan sedimen endapan-endapan yang mengendap di dasar drainase termasuk sampah yang menyumbat dan menghambat aliran air.
  2. Memperlebar dan memperdalam drainase yang ada (memperbesar volume).
  3. Hentikan kebiasaan membuang sampah ke dalam drainase.
  4. Dan lain-lain

Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sepanjang jalan Lorong BNI Ende 
dan sepanjang jalan  Lorong Bitta Beach Ende
(Yang di cetak hitam tebal)
(Sumber Peta:Google Maps)

         Selain solusi-solusi di atas, apa solusi lain yang dinilai lebih jitu dan efektif serta lebih "gila" lagi mengatasi banjir kawasn Km 3 Ende?.
Jawabannya adalah menjadikan Jalan sepanjang Lorong BNI Ende dan jalan sepanjang Lorong Bitta Beach Ende yang kedua-duanya berujung di Pantai Bitta Beach Ende sebagai saluran drainase baru selain saluran drainase yang sudah ada.(seperi di peta diatas).
     Caranya adalah menggali sedalam mungkin dan selebar jalan yang ada untuk dijadikan saluran yang mengaliri air kemudian menutupi kemudian menutupi kembali saluran tersebut di atasnya dengan beton yang kualitas terbaik dan mengaspal kembali jalan tersebut seperti semula sehingga fungsinya sebagai mobilitas barang dan orang tidak hilang. Dengan catatan kendaraan yang bertonase lebih dilarang lewat di jalan tersebut.
        Air dari arah Drainase jalan Melati Ende  diluruskan ke saluran Lorong BNI Ende sehingga yang selama ini aliran drainase jalan Melati di belokan ke arah saluran depan SPBU Ende dan ke arah saluran depan Toserba Sinar Mas Ende sekarang dialirkan lurus ke arah pantai Bitta Beach.
Dan aliran air dari drainase jalan Anggrek Ende yang selama ini sedikit "tertampung" di saluran drainase depan Masjid Mautapaga, dengan adanya saluran baru sepanjang Lorong Bitta Beach maka aliran air akan mengalir dengan sempurna ke arah Pantai Bitta Beach.
       Hal ini dipandang efekif mengurangi bahkan menghilangkan genangan banjir yang selama ini melanda kawasan Km 3 Ende dan sekitarnya.
   Semoga pihak pengambil kebijakan memperhatikan masukan ini dan semoga segera direalisasikan.
        Amin.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOTIF TENUN IKAT ENDE - LIO YANG SUDAH MEMILIKI HAKI

EKSOTISNYA PANTAI ENABARA ENDE, EKSOTISMENYA WISATA NTT

Serunya Membuat Pot Bunga dari Botol Kaca Bekas