Ini Dia Sosok di Balik Tradisi Gerabah Wolosoko

          
         

Mama Susana Sara , Mempertahankan Tradisi Gerabah Wolosoko

      Sungguh perjalanan yang menyenangkan. Betul-betul selama perjalanan anda akan dimanjakan dengan pesona alam yang membuat anda tak akan berpaling dari memandangnya. Jalan berkelok hijau alam rayanya. Jaraknya dari Ende ibukota Kabupaten Ende-Flores-NTT hanya sekitar 72 Km. Mungkin hanya butuh waktu 1 Jam 30 menit anda sudah tiba di Dusun Wolosoko Desa Wolosoko Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende.
        Seperti biasanya Susana Sara seorang perempuan yang tidak lagi muda namun masih semangat beraktifitas sebagaimana biasanya. Di sebuah bangunan yang sangat sederhana berdinding kayu lapuk berukuran 3 m x 5 m perempuan berusia 70 tahun itu menjalankan aktifitas sehari-hari sebagai seorang perajin gerabah sejak tahun 1997 silam.

Peta Desa Wolosoko Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende-NTT

       Desa Wolosoko Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende adalah sebuah desa dengan potensi bahan baku utama pembuatan gerabah yakni tanah liat yang sangat besar. Pada awalnya tujuan pembuatan gerabah selain bertujuan memenuhi kebutuhan alat memasak podo (periuk) ,hawa (Kuali) dan Pane (Piring) di Desa Wolosoko yang mendiami wilayah persekutuan adat Lise, gerabah  juga sebagai alat barter utama dengan penduduk di luar wilayah persekutuan bahan pangan seperti lolo (Sorgum), Are (Beras) , Jawa (Jagung) dll.

Berikut sebuah syair lagu terkenal yang masih dialunkan pada seremonial-seremonil adat yang menggambarkan hal diatas :

Ata Lise gaga bo,o 
Kema tana tau mbale podo 
He ..
Kami gha tau sore lolo

Ata Lise gaga bo,o
Kema tana tau jadi pane
He...
Kami gha tau sore are

Ata Lise gaga bo,o
Kema tana jadi hawa
He ..
Kami gha tau sore jawa

Artinya:

Orang Lise bekerja keras 
Membuat tanah liat menjadi periuk 
He ..
Untuk kami barter dengan sorgum

Orang Lise bekerja keras
Membuat tanah menjadi piring
He...
Untuk kami barter dengan beras

Orang Lise bekerja keras
Membuat tanah liat menjadi kuali
He ..
Untuk kami barter dengan jagung.

          Aktifitas membuat gerabah atau masyarakat lokal menyebutnya “Ju Tana” pada masanya pernah mengalami masa-masa kejayaan sebagai sumber mata pencaharian utama untuk menyambung hidup penduduk Wolosoko yang mendiami wilayah persekutuan Lise sebagaimana digambarkan pada syair diatas.
           Seiring berjalannya waktu seiring kemajuan peradaban, dimana terjadi pergeseran dari podo tana (periuk) ,hawa tana (Kuali) dan Pane tana (Piring) beralih ke podo (periuk) ,hawa (Kuali) dan Pane (Piring) yang tidak lagi berbahan dasar tanah liat, pekerjaan “Ju Tana” perlahan mulai ditinggalkan yang pada akhirnya hanya menyisakan seorang Susana Sara diri yang terus melanjutkan tradisi gerabah di Desa Wolosoko tersebut.
    Sungguh sebuah perjuangan yang berat yang harus diemban mama Susana Sara demi mempertahankan warisan kearifan leluhur terdahulu. “Ju Tana” adalah awal dan penyambung kehidupan Ata Lise terutama orang Kampung Wolosoko. “Meninggalkan Ju tana adalah karma buruk”, Ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
       Sebelum tahun 1997 silam kegiatan pembuatan gerabah mama Susana Sara lakukan di bangunan “rumah produksi” sederhana tersebut, sebelumnya beliau beraktifitas di bawah-bawah  pohon peneduh di sekitar rumahnya.
       Karena keuletannya dan atas niat dan komitmen bersama mempertahankan tradisi gerabah , akhirnya pada tahun 1996 Pemerintah Desa Wolosoko Kecamatan Wolowaru-Ende memberangkatkan mama Susana Sara magang pembuatan gerabah yang berkualitas di Selong Kabupaten Lombok Timur-NTB dan pada tahun 2003 diberangkatkan magang gerabah sekali lagi ke Desa Banyumulek Kabupaten Lombok Barat-NTB.
     Hal yang menjadikan mama Susana Sara bersedih adalah belum ada satupun penduduk Desa Wolosoko yang tertarik melanjutkan kembali aktifitas pembuatan gerabah selain dirinya yang terus bersusah payah melanjutkan tradisi yang ada.
     Pekerjaan utama Penduduk Desa Wolosoko sekarang adalah menjadi petani. Dengan hasil perkebunan yang melimpah seperti kakao, Kemiri, Padi ladang sepertinya penduduk desa sangat tidak tertarik menjadi perajin gerabah. Banyak juga Orang Desa Wolosoko yang sudah mendapatkan pekerjaan pekerjaan dan penghidupan layak di luar desa, banyak yang enggan kembali desanya. Sedangkan anak-anak usia produktif banyak yang bersekolah di luar desa, sehingga yang masih menetap di Desa Wolosoko kebanyakan bukan usia produktif.


Rumah Produksi Gerabah Wolosoko

    Apabila mengunjugi ‘Rumah Produksi” gerabah Ibu Susana Sara, kalian akan menemui aneka produk inovasi gerabah yang unik-unik dan menarik diantaranya adalah podo tana (periuk) ,hawa tana (Kuali) dan Pane tana (Piring), Kendi air, cangkir, pot bunga, tempat lilin, asbak serta berbagai produk inovasi gerabah lainnya yang tentunya sudah dibuat dengan cipta, rasa dan karsa yang tinggi dan juga sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan segmentasi pasar.

   
 Aneka Produk Gerabah Mama Susana Sara

           Diujung perbincangannya , mama Susana Sara menyampaikan harapannya agar Pemerintah ataupun pihak lainnya membantu membangun Rumah Produksi Gerabah yang lebih layak untuknya sehingga beraktifitas lebih nyaman lagi . Beliau bermimpi agar Rumah produksi gerabahnya sebagai pusat edukasi dibuat semenarik mungkin sehingga semua tertarik datang belajar membuat gerabah sehingga tradisi gerabah Wolosoko tidak berakhir di mama Susana Sara.
         Pemerintah diharapkan juga memfasilitasi kegiatan pelatihan-pelatihan pembuatan gerabah serta memfasilitasi bantuan mesin/peralatan pembuatan gerabah.


Pelatihan Pembuatan Gerabah yang difasilitasi Pemerintah Desa Wolosoko 

    Pemerintah Desa Wolosoko Kecamatan Wolowaru sangat mendukung upaya untuk mempertahankan tradisi gerabah dengan melakukan revitalisasi kerajinan gerabah.
       Desa Wolosoko akan dikembangkan sebagai destinasi wisata yang terintegrasi wisata Taman Nasional Danau Kelimutu dengan menjadikan gerabah sebagai produk unggulan desa juga aktifitas pembuatan gerabah akan dijadikan sebagai “atraksi” wisata yang dipadukan dengan budaya dan kearifan  lokal.
Semoga mama Susana Sara tidak menjadi pembuat gerabah Wolosoko terakhir. Lanjutkan tradisi gerabah Wolosoko untuk generasi kita.

Komentar

  1. ituDewa Poker Domino QQ | Ceme Judi Domino QQ | Agen Domino QQ | Domino QQ Online | Agen Poker | Judi Poker | Poker Online | Agen OMAHA | Agen Super Ten | BlackJack

    PROMO SPESIAL GEBYAR BULANAN ITUDEWA. KUMPULKAN TURNOVER SEBANYAK-BANYAKNYA DAN DAPATKAN HADIAH YANG FANTASTIS DARI ITUDEWA.

    MAINKAN DAN MENANGKAN HADIAH TOTAL RATUSAN JUTA, TANPA DI UNDI SETIAP BULANNYA!

    ? DAIHATSU ALYA 1.0 D MANUAL ( Senilai Rp.100.000.000,- )
    ? New Yamaha Vixion 150 ( Senilai Rp.25.340.000,- )
    ? Emas Antam 10 Gram ( Senilai Rp.10.160.000,- )
    ? Free Chips 1.500.000
    ? Free Chips 1.000.000
    ? Free Chips 250.000

    SYARAT DAN KETENTUAN : KLIK DISINI

    DAFTARKAN DIRI ANDA SEGERA : DAFTAR ITUDEWA

    1 ID untuk 7 Game Permainan yang disediakan oleh Situs ituDewa

    => Bonus Cashback 0.3%
    => Bonus Refferal 20% (dibagikan setiap Minggunya seumur hidup)
    => Bonus UPLINE REFERRAL UP TO 100.000!
    => Bonus New Member 10%
    => Customer Service 24 Jam Nonstop
    => Support 7 Bank Lokal Indonesia (BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, Cimb Niaga, Permata Bank)

    • Deposit Via Pulsa, OVO & GOPAY
    • Pusat Bantuan ituDewa

    Facebook : ituDewa Club
    Line: ituDewa
    WeChat : OfficialituDewa
    Telp / WA : +85561809401
    Livechat : ituDewa Livechat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOTIF TENUN IKAT ENDE - LIO YANG SUDAH MEMILIKI HAKI

EKSOTISNYA PANTAI ENABARA ENDE, EKSOTISMENYA WISATA NTT

Serunya Membuat Pot Bunga dari Botol Kaca Bekas