Lumbung Pangan Tradisional Kebo di Detusoko Ende
Kebo
Lumbung Tradisional Detusoko
Bila anda ke arah timur Kota Ende ibukota Kabupaten Ende provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di kawasan area persawahan bertingkat Detusoko Kecamatan Detusoko maka anda akan menemmui banyak bangunan sederhana dan ukurannya tidaklah begitu besar yang oleh penduduk setempat menamainya Kebo.
Kebo merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat/lumbung penyimpanan aneka kebutuhan pangan sebagai persediaan pangan masyarakat di saat dibutuhkan. Bangunan Kebo berbahan dasar kayu dengan atap seng. Pada awalnya beratapkan alng-alang, namun karena keterbatasan bahan alang-alang maka alang-alang digantian dengan seng. Ukuran Kebo sendiri sekitar 2, 5 x 2,5 meter dengan tinggi sekitar 4 meter sampai dengan 5 meter.
Persediaan pangan yang disimpan di dalam Kebo dibagi dalam tiga bagian yakni untuk persediaan pangan untuk makan sehari-hari, untuk bahan pembibitan selanjutnya dan juga untuk persedian upacara-upacara adat.
Untuk upacara adat biasanya sebelum hari yang telah ditentukan maka kebutuhan pangan terutama padi akan dikeluarkan dari dalam Kebo, lalu dijemur dan ditumbuk menggunakan alat penumbuk tradisional yakni lesu dan alu. Yang boleh menumbuk padai tersebut hanyalah kaum perempuan dan bahakan dalam proses menumbuk padipun anak-anak dan semua yang tidak berkepentingan dilarang mendekat.
Beras yang hasil proses penumbukan tadi akan dimasak menggunakan po,o semacam bambu yang telah dibersihkan. Makanan yang dimasak menggunakan po,o tadi masyarakat setempat menamainya dengan are po,o yang kemudian diantarkan ke tempat upacara adat dilaksanakan. Ada juga dimanfaatkan sebagai bahan sesajen di tempat yang disakralkan dan diupacarakan yang bernama upacara “Tau Po,o”.
Itulah sekilas kearifan yang masih ada dan tetapkan dlestarikan oleh komunitas masyarakat adat sebagai bagian dari khasanah budaya bangsa.
Komentar
Posting Komentar