SAHABAT BUNG KARNO DI ENDE
BUNG KARNO DI ENDE
KISAH,SANDIWARA-SANDIWARA YANG DIMAINKAN
DAN SAHABAT-SAHABAT BUNG KARNO
(Disadur dari Tulisan Bapak Djae Bara Sahabat Bung karno)
Beberapa saat sebelum diasingkan,koran-koran ditanah air memberitahukan bahwa Bung Karno dibuangkan ke Bajawa daerah terpencil dan dingin di pedalaman Flores yang kini menjadi ibukota Kabuapaten Ngada,sekitar 124 km sebelah barat kota Ende.Pemberitahuan Koran itu benar,sekitar pukul 08.00 pagi hari lego jangkar di Pelabuhan Ende dan dikawal oleh tentara Belanda.
Bung Karno dengan senang hati turun ke darat dan langsung menuju pasanggrahan milik penjajah yang kini menjadi kantor POM ABRI,letaknya kira-kira ½ km dari Pelabuhan Ende.Setelah beberapa saat kemudian Bung Karno kembali ke kapal tersebut menjemput istrinya Nyonya Inggit Ganarsih dan mertuanya ibu Amsi dan bersama ketiga anak angkatnya Nona Ratna Juami beserta Muin dan Iman,mereka semua menuju pasanggrahan dengan mobil carteran yang dikemudikan oleh saudara Ibrahima,pertemuan pertama itu memberi daya tarik tersendiri bagi saudara Ibrahim beliau langsung akrab dengan Bung Karno,sehingga ongkos kendaraannya ditolaknya,katanya “tak usah tuan nanti lain kali saja”.
Setelah itu entah mengapa Bung Karno berkeberatan ke Bajawa dan beliau ingin menjalani masa pembuangannya di Kota Ende.Permintaan Beliau disetujui oleh Pemerintah Hindia Belanda,kemudian Bung Karno mohon agar ia beserta keluarganya tidak dikurung disana tetapi ditempatkan dirumah penduduk saja,permintaan itupun disetujui oleh Pemerintah Hindia Belanda.Bung Karno beserta keluarganya tinggal menempati sebuah rumah milik Haji Abdullah Ambuwaru,di kampung Ambugaga yang kini terletak di Jalan Perwira Kelurahan Kotaraja.Di kediaman baru itu Ibu Amsi menghembuskan napas terakhirnya dengan tenang.Bung Karno saat itu sangat sedih sekali dan beliau berkeberatan untuk jasad Ibu Amsi disemayamkan di pekuburan Islam yang terletak di kampung Ambugaga karena sebelumnya Bung Karno telah memiliki pekuburan di kampung Saraboro sekitar 2 km dari kediaman Bung Karno konon karena orang disekitar Ambugaga tidak mendukung perjuangan Bung Karno untuk memerdekakan bangsanya.
Berbeda dengan pasanggrahan,di kediaman barunya Bung Karno dengan leluasa berhubungan dengan masyarakat dan orang-orang sekitarnya.Orang pertama yang menjadi teman Bung Karno pada saat itu yaitu pengemudi kendaraan tersebut(Ibrahima) menyusul beberapa pemuka adat dan tokoh-tokoh agama serta tua-tua adat,mereka semua berasal dari Roja termasuk saudara Ibrahima.Kemudian Bung Karno mengumpul kawan-kawanya itu untuk membicarakan tentang keadaan kota Ende yang mana rakyatnya belum mengerti tentang apa itu politik.Setelah ada kesepakatan,Bung Karno membentuk sebuah perkumpulan yang diberi nama”Tonel Club Kelimutu” dengan uang alasan kas Dua Puluh Tujuh Sen kemudian mereka membuat beberapa cerita yang isinya untuk menarik hati rakyat dengan maksud agar mereka mengerti tentang berpolitik dan tentang kemerdekaan Bangsanya.
Cerita yang pertama adalah “Rahasia Kelimoetoe”.Dalam cerita itu yang datang kunjung dari Jawa yaitu student-student,mereka mengunjungi Danau Kelimutu i namun sebelumnya mereka .Setelah itu satu bulan berlalu Bung Karno mengadakan repetisi untuk dimainkan,akan tetapi mereka tidak mempunyai gedung untuk pertunjukan tersebut,memang waktu itu ada gedung film akan tetapi sudah diambil alih oleh orang lain untuk bermain sandiwara,orang-orang tersebut adalah yang tidak mau merdeka.Pada waktu itu Bung Karno amat bingung bagaimana caranya untuk mendapatkan tempat guna pertunjukan sandiwara itu.Pada suatu sore Bung Karno jalan-jalan ke misi Ende lalu beliau bertemu Pater Heting,beliau melihat raut wajah Bung Karno sangat sedih sekali kemudian Pater bertanya apa yang sedang Bung Karno pikirkan,ia pun bercerita kemelut yang sedang Bung Karno pikirkan,setelah mendengar cerita dari Bung Karno Pater Heting dengan senang hati mau membantu Bung Karno untuk menyediakan sebuah gedung untuk pertunjukan itu,beliau memberitahukan bahwa ada satu gedung tetapi tidak ada kursinya.Pater menganjurkan untuk Bung Karno mencari kursinya sendiri,gedung itu namanya “Imakulata” namun bagaimana setelah itu Pater bersedia menanggung semuanya mulai dari gedung sampai listrik dan kursinya,sesudah itu besok malamnya diadakan Jendral repetisi yang disaksikan oleh beberapa Pater termasuk Pater Heting.Pertunjukan itu berjalan dengan sangat meriah sekali,setelah cerita itu selesai sambung dengan cerita Kelimutu yang kedua kemudian sambung dengan cerita yang ketiga yaitu “Gera Ende” atau kebakaran Ende,yang keempat ”Amuk” kemudian yang kelima “Rendo” yang keenam “ Kutkutbi” yang ketujuh “Maha Iblis” yang kedelapan”Anak Jada” yang kesembilan “Dokter Syaitan” yang kesepuluh “Ero Dinamik” yang kesebelas “Jula Gubi” yang kedua belas “Seanghai Rumba” dan yang ketiga belas “1945” tetapi itu untuk sandiwara Manila Opera dan dimainkan oleh Tuan Nathan dengan kawan-kawanya yang isinya mengenai “Tukar Jantung”,jantung orang Indonesia ditukar dengan jantung orang Asia dimainkan oleh Dr Samsi dan pada waktu itu Bung karno bilang nanti Indonesia akan merebut kemerdekaannya dari tangan orang Asia,jadi itulah judulnya dari cerita “1945”.
Dan juga seperti judulnya cerita Dokter Setan dalam cerita itu diceritakan bahwa ada sebuah laboratorium yang didalamnya mempunyai pipa yang menjulang ke langit kira-kira 45 meter dan mempunyai motor elektron beserta kawat listrik kemudian mempunyai meja operasi dan pegawainya ada Delapan orang termasuk satu orang wanita yaitu Tuti dan dua pria masing-masing namanya Welem dan Joko mereka bertugas pada bagian elektron.Dokter setan itu menghidupkan kembali orang yang baru mati tetapi diambil sebagian anggota tubuhnya kemudian dimasukan kedalam laboratorium dan diletakan diatas meja operasi,meja tersebut dilapisi dengan kain putih,,mayat itu ditutupi dengan kain merah kemudian dokter menghidupkan mayat tersebut dengan setrum dari ilahi yaitu guntur dan kilat.Tiap-tiap orang yang baru mati diambil sepotong lalu dimasukan kedalam laboratorium sama dengan mayat-mayat lainnya sesudah itu didapat berita lagi bahwa ada orang yang paling berani di Kota Betawi baru meninggal namanya Abang Hitam,malamnya dokter perintahkan menterinya untuk berangkat untuk mengambil otaknya setelah beberapa hari ditunggu tak ada beritanya kemudian dapat berita lagi bahwa ada orang yang baru meninggal jarak antara km 16 dan km 18 lalu dokter perintahkan menterinya untuk pergi dengan sepeda mengambil tangannya dari mayat itu sebelah kiri saja sesudah itu membawa tangan setoran dari Illahi sudah ada makanya dokter perintahkan saudara Welem dan Joko untuk menghidupkan motor elektron,sesudah motor itu hidup lalu dokter berteriak menyuruh Joko tambah setrum sebab setrum dari Illahi sudah sambung menyambung menjadi satu,maka mayat itu sudah mulai hidup dan turun dari meja operasi tiba-tiba perawat wanita itu(Tuti) bertanya pak dokter mayat sudah hidup namun namanya siapa lalu pak dokter menjawab “Robot”.
Sesudah itu robot keluar dari laboratorium dan masuk keluar kampung,semua kampung yang dilaluinya hancur berantakan,rakyat sangat kesal sekali kemudian mereka menghadap pak dokter Memberitahukan bahwa kampung mereka semuanya hancur.Dokter mulai cari akal untuk membunuh kembali robot tersebut akan tetapi semua rencana dokter itu sia-sia,jalan satu-satunya dokter menyuntik robot tersebut dengan racun beliau sir.Racun itu kalau kita pegang robot itu maka kitapun akan kena racunnya juga akan tetapi robot itu tidak apa-apa robot cuma merasa lelah saja.Dokter menjadi bingung bagaimana caranya untuk membunuh robot itu,pikir punya pikir akhirnya dokter mendapat akal baru yaitu erodinamit disimpan ditempat makannya robot,tepat pukul 12 siang robot datang makan pakai pipa namanya pipa sakral bahar,pada waktu robot sedang makan erodinamit itupun meledak baru robot itu hancur berkeping-keping.
Waktu itu bapak-bapak dari anggota tonel club kelimutu itu ramai-ramai bertanya pada Bung Karno apa sebenarnya maksud dengan robot itu,lalu Bung Karno menjawab robot itu diumpamakan saja seperti Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam pulau akan tetapi satu pulau dengan pulau lainnya sudah menjadi satu,seluruh pulau di Indonesia ini menjadi satu tidak ada satu Negara lainnya yang bisa menjatuhkan Indonesia kecuali bom atom yaitu erodinamik.Jadi cerita mengenai robot itu adalah merupakan perjalanan dari negara kita yang sudah merdeka ini dan robot itu bergerak dengantangan sebelah,kata Bung Karno nanti Indonesia sudah merdeka Irian Barat belum bisa merdeka.
Begitupun juga dengan cerita Kutkutbi itu asal ceritanya dari orang india dan semua pemainnya memakai pakaian orang-orang india.Kutkutbi itu mati kena kutuk yaitu kutukan dari satu pendeta agama Budha,sebab pendeta ingin bercinta dengan Kutkutbitetapi Kutkutbi menolaknya namunpendeta itu tidak berputus asa.Ia mencoba lagi katanya maukah engkau bercinta,Ampu agni nama pendeta itu.Kutkutbi tetap saja menolak cintanya lalu peneta balik bertanya apa betul Kutkutbi cinta sama Ragusa lalu Kutkutbi menjawab betul,seketika itupun pendeta berkata Kutkutbi hutsi waruna gerindra wardanaama lalu Kutkutbi jatuh dan mati,mayatnya diletakan didalam peti bersama satu surat kutuk.Surat kutuk itu dari kulit manusia namanya kulit wiliara,didalam surat kutuk itu siapa-siapa yang menghidupkan kembali Kutkutbi dia akan kena kutuk.Setelah kira –kira 450 tahun telah lalu maka datanglah dokter Masaki dengan kawan-kawannya.Dokter Amir dapat baca dalam buku ada orang yang mati kena kutuk tentu badannya tidak bisa hancur,setelah itu mereka gali kembali kemudian dimasukan kedalam laboratorium dan merekapun menunggu setrom dari Illahi akhirnya mereka menghidupkan kembali mayat Kutkutbi kira-kira beberapa hari kemudian setrom dari Illahi itusudah ada lalu dokter saudara Welem dan Joko untuk hidupkan motor elektron,maka kilat dan gunturpun mulai sambung menyambung maka hiduplah Kutkutbi.
Setelah Kutkutbi hidup dokter masaki jadi gila karena kena kutuk makanya dokter Masaki diperintahkan oleh Kutkutbi,sewaktu Kutkutbi berjalan ia ketemu dengan dokter Amir lantas Kutkutbi berkata dokter Masaki hanwinjil sangki ya Amir Ampu Agni ini adalah bahasa sansekerta kalau dengan Bahasa Indonesia dokter Amir itu turunan dari Ampu Agni jadi harus dibunuh perintah dari Kutkutbi.Setelah malam tiba dokter Masaki pergi mencari dokter Amir untuk dibunuh,setelah beliau ketemu dengan orang yang sedang tidur dokter Masaki orang itu dokter Amir,namun kiraanya itu meleset yang tidur itu bukan Dokter Amir melainkan Jakir,kemudian Kutkutbi berkata dengan dokter Masaki Jakir berams hitanit Amir jadi bukan Amir yang mati melainkan Jakir yang mati.
Sekarang cerita sambungan dari Maha Iblis datangnya Maha Iblis itu dinyatakan dokter Masaki dia akan baik kembali tetapi harus baca terbalik surat kutukan itu yaitu dari bawah naik keatas,itu adalah perintah dari Maha Iblis maka dengan itu dokter Masaki mulai baca terbalik surat kutukan itu sesuai perintah dihadapan Kutkutbi,baru saja baca sampai pertengahan saja Kutkutbi lalu jatuh dan mati kembali.Jadi cerita Kutkutbi itu sama saja dengan perjalanan negara kita yang merdeka sekarang ini,jadi baca terbalik surat kutukan itu dari bawah naik keatas yang ditulis begitu,melainkan orang-orang China atau orang Jepang dari bawa naik keatas,jadi sama juga Indonesia rebut kemerdekaannya dari tangan Jepang..
Setelah kami selesai repetisi maka kami semua pada hari minggu pagi piknik jalan-jalan kaki sambil bernyanyi yang diiringi dengan gitar jukulele,sepanjang jalan sampai ke Wolowona kira-kira lima kilometer dari Kota ende lalu kami bernyanyi ada macam-macam nyanyian yaitu keroncong Nona manis,Ole-Ole Wando dan lain-lain.maksud kami untuk menarik rakyat menang pada waktu masih dalam gelap dalam hal berpolitik,jadi kami sengaja dengan jalan ini untuk membangun rakyat Kota Ende untuk membangun.Kemudian ada laporan masuk dari Kantor Swapraja Ende bahwa kami anak-anak dari Tonil Club menyanyi Indonesia Raya maka kami semua dituntut dan diadili dimeja hijau,maka kami pada waktu itu tetap mempertahankan bahwa kami tidak menyanyi akan tetapi mata-mata penjajah sudah tentukan bahwa kami menyanyi dan tiap-tiap hari menghadap,kami tetap memberi alasan yang sama lalu pada waktu itu kami diperintahkan keluar semua yang tinggal didalam kantor Cuma Ibrahima dan Djae Mohdar,mereka berdua yang menghadap hakim dan jaksa.Tomasoa sebagai hakim raja Ende yaitu Haji Hasan Aroeboesman kontrouler mereka itu anggota meja hijau lalu desakan dari jaksa dan raja Ende agar supaya Ibrahim mengaku tentang menyanyi itu.Ibrahima pun memberi alasan yang sama kemudian saudara Ibrahima minta baca posis perbal atau berita acara,lalu jaksa serahkan berita acara itu pada Ibrahim maka saudara Ibrahima membaca berita acara itu lalu Ibrahim nyatakan memang waktu itu kami semua ada menyanyi lagu keroncong nona manis,ole-ole wando dan lain-lainnya nyanyian apakah yang tuan-tuan tuntut terhadap kami diberita acara? Atau poses perbal ini,pada waktu itu kontorluer muka merah kemudian beliau nyatakan bahwa poses perbal ini tidak belaku saudara-saudara boleh pulang semua dan ini poses perbal boleh buang saja dikeranjang kotor,makanya semua kawan-kawan Bung Karno setiba disana Bung Karno tertawa saja lalu Bung Karno berkata dengan saudara Ibrahima,kamu satu-satunya anak yang bisa membela,sama saya kamu keluar dari Kota Ende.Bung Karno bilang dengan Ibrahima akan saya kasih kamu titel yang istimewa sesudahnya itu kami semua ramai-ramai makan bersma Bung Karno.
Pada waktu malam Jumad kami semua bersama Bung karno dan Ibu Inggit membaca tablek,kami yang hadir semua terdiri dari orang-orang Islam akan tetapi dibagi dua kelompok disatu bagian orang Kristen dan disatu pihak orang Islam bawa bersama kitab Al Qur’an,orang Kristen bawa bersama Injil lalu mulai berbicara tentang agama di Kitab Injil ayat-ayat ini dinyatakan begini di Al qur’an begini akhirnya kedua belah pihak betentangan hebat.Sesudahnya itu Bung Karno berkata bahwa semua agama itu benar tetapi orang bawa itu yang lain dan selalu berbeda-beda,jadi mulai itu tiap-tiap malam Jumad kami adakan tablek sampai Bung Karno dipindahkan ke Bengkulu.
Pada waktu malam Jumad kira-kira jam 12 malam Bung Karno keluar rumah lalu jalan-jalan ke lapangan bola disitu ada satu pohon sukun yang cukup besar dan disitulah tempat renungan Bung Karno.Sesudah Bung karno menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia beliau datang ke Ende pada tahun 1950 Bung Karno nyatakan atau kasih tunjuk bahwa pohon sukun inilah adalah tempat renungan Pancasila atau sekarang dasar filsafat negara Republik Indonesia yang sekarang sudah merdeka ini.Dan kami saksi hidup dari Bung Karno meminta pada anak-anak Bung karno agar Pemerintah di Pusat agar membuat satu tanda atau monumen Pancasila biar kecil asal ada tandanya,jika pohon sukun itu nanti mati sudah ada gantinya,mari kita semuanya ramai-ramai utnuk mempertahankan Pancasila ini yang direnungkan oleh Bung Karno.
Pada malam Rabu kami adakan perdebatan yang dipimpin langsung oleh Bung Karno dan Ibu Inggit,permasalahannya itu adalah mengenai perjalanan Bung karno semenjak masih dalam sekolah sampai beliau ke Jepang untuk mencari titel Insinyur,akhirnya mereka ketemu dua belas orang lalu kumpul di Tiongkok.Menurut ceritanya dari Bung Karno sendiri mereka semua diuji di Tiongkok dan kedua belas orang itu lulus dari masa ujinya ada yang titel Insinyur,Dokter.Sebelum Bung Karno pulang ke Indonesia berita-berita ingin menyatakan ingin bertemu dengan Soekarno dan sesudh itu Bung Karno tiba di Bandung langsung beliau berpidato di kota bandung,mata-mata Belanda mulai cari-cari Bung Karno di kota bandung tetapi Bung Karno sudah pergi dan waktu itu beliau sudah berada di kota Semarang,namaun mata-mata Belanda itu mendapat informasi bahwa Bung Karno berada di Kota Semarang merekapun berangkat kesana,apa hasilnya mereka tidak mendapatkan Bung Karno karena Bung Karno sudah berangkat ke Kota Surabaya,maka dari situ Bung Karno mulai ditangkpa penjajah,semuanya diceritakan kembali oleh Bung Karno sendiri.
Cerita tentang JULAGUBI
Julagubi itu asalnya orang Irian Barat ia dibesarkan di Indonesia lalu disekolahkan sampai menjadi Dokter sesudah tamat jadi dokter akhrnya ia minta libur ke Irian barat kemudian ia berangkat,ahli familinya datang menjemput di pelabuhan sama dokter Julagubi lalu orang tua-tua berbicara sama Julagubi,mereka tanya sama Julagubi “Talo gisvokai sama laji duduk laji dudu rede fuu” kalau mau hidup bukalah engkau punya pakaian jika kau mau mati terserah.pada waktu itu Julagubi dengan tiba-tiba buka pakaiannya dan semuanya dibakar ditempat itu juga kemudian beliau ganti ednga memakai cawat dan muti lalu lari masuk hutan bersama dan menyanyi lagu laji dudu herahe-laji dudu hherahe sesudah itu Julagubi balik keluar lalu berperang dengan bangsa Indonesia,perang itu begitu hebat.Selama perang itu berlangsung tiba-tiba kode rahasia jatuh dari langit tepat di tengah-tengah lapangan yang dipilih oleh tentara Indonesia lalu dibaca dalam,yang isinya menyatakan bahwa Irian Barat itu adalah kepunyaan Indonesia.
Selain Kota Ende Tonel atau sandiwara bernapas mengusir penjajah itu pernah dipentaskan di kota lain selain kota lain Flores bahkan hingga di Bengkulu.Dengan demikian usaha penjajah Belanda untuk mematikan semangat perjuangan Bung Karno dengan membuang pemimpin besar itu ke daerah terpencil.Bung Karno tidak hanya terus mengobarkan semangat perjuangannya melalui Tonel Club Kelimutu,tetapi juga memperdalam gagasan tentang Pancasila yang kemudian Menjadi dasar negara Republik Indonesia yang dituturkan sebagai saksi hidupnya Bung Karno merenungkan dan menggalikan butir-butir Pancasila lewat tengah malam menghadap pantai laut sekitar 500 meter dari kediamannya.
Bagi sejumlah saksi hidup yang berkesan dari Bung yang tidak kenal menyerah,tidak cepat terpengaruh serta sikap pergaulannya yang tidak peduli kasih,kami sering makan bersama dengan hidangan yang sama.Sewaktu menjalankan masa buangannya Bung karno memperoleh gaji 150 Gulden dari Belanda atau seratus lima puluh Gulden gaji hanya cukup untuk makan sebulan dan ditambah sedikit perbelanjaan untuk kegiatan Tonel Club,pada satu ketika Belanda menawarkan Bung Karno menjadi pegawai negeri penjajah yaitu guru besar di Surabaya dengan gaji menggiurkan 1000 Gulden perbulan,Bung karno langsung menolak tawaran itu tidak sengaja katanya tidak mau tegasnya.Daripada sendirian masuk surga lebih baik ramai-ramai ke neraka tambah Bung Karno menanggapi tawaran itu.Pada kesempatan lain Bung Karno duduk minum dengan pengikutnya,kepada para pengikutnya itu ditanyakan jenis minuman atau makanan ringan disukai,hampir seluruh pengikut memilih roti mentega dan kue-kue sementara minumannya susu,mendengar kebertannya itu Bung karno hanya tersenyum.Jenis roti atau kue-kue dan susu bukan makan kita,kita harus bangga dan membiasakan diri dengan makanan atau minuman hasil kita sendiri ajar Bung Karno yang setiap pagi hanya minum air putih dengan beberapa pepaya masak.Katanya air putih yang dingin berfungsi untuk mengembalikan secara pelan posisi jantung yang masih terbuka sedangkan pepaya matang untuk menyegarkan otak.
Pada tanggal 18 Oktober 1938 merupakan hari yang paling menyedihkan bagi para pengikutnya,malam itu sekitar pukul 20.00 Bung Karno bersama keluarganya digiring ke Pelabuhan Ende,meski sangat dirahasiakan para pengikutnya ternyata sudah menunggu di pelabuhan Ende,dari siapa mereka mengetahui hari itu merupakan kesempatan yang terakhir menemui Bung Karno yang akan berangkat untuk diasingkan ke Bengkulu,sebelum naik kapal Bung Karno minta waktu untuk menemui kerabat-kerabatnya dan ia berdiri ditengah kemudian dikerumuni secara bergilir,mereka memeluk dan mencium Bung Karno sambil membisikan pesanan” jangan menjadi peminta-pemintah peraslah keringatmu untuk hidup bersama keluargamu”.Setelah itu Bung Karno membalik Lalu pergi dan meninggalkan pengikut-pengikutnya itu,sementara pengkutnya melepaskan kepergian Bung Karno,derai air mata dan isak tangis histeris.Kecuali buku-buku yang dibawah,seluruh harta kekayaannya Bung Karno lelang sesaat sebelum ia meninggalkan kota Ende,harta kekayaannya itu ternyata selalu disimpan rapi dan melainkan dianggap sebagai benda keramat.
Sesudah Bung Karno berangkat maka tinggal pengikut-pengikutnya saja.Pada waktu itu Belanda hitam mulai korekk cari jalan untuk menyusahkan kawan-kawan Bung Karno sebagai berikut,ada yang dikasih masuk penjara,ada yang dipukul,disiksa,Aziz pelindi masuk bui,Djae Mohdar dimasukan bui juga,Ibu Lano juga dimasukan dalam bui,Waru Suwedi masuk bui.Djae Bara sebagai saksi hidup Bung Karno sekarang ini pernah dipukul dengan rotan laul ditanyakan apakah kau ikut orang hukuman,kau mau merdeka,mana kamu punya kapal perang,kapal terbang,punya tentara marinir,yang tanya yang pukul saya itu adalah Kapitan Roja yaitu Abubakar Indradewa yang anti dengan Indonesia Merdeka.
Setelah 50 tahun kemudian pemerintah memugar rumah bekas tinggalnya Bung Karno,rumah tersebut sejak tahun 1985 berubah menjadi Situs Bung Karno.Pemerintah juga berusaha untuk memungut kembali harta peninggalan Bung Karno,usaha itu mendapat sambutan positif dari penduduk Ende yang mana sedang menyimpan barang peninggalan ternilai berharga dan sejarah itu dengan senag hati mereka merelakan benda-benda yang terlanjur dianggap keramat itu untuk diserahkan pada Pemerintah tanpa memungut bayaran sedikitpun atau ganti ruginya.Sejumlah saksi hidup menyebutkan koleksi-koleksi yang masih tercecer antara lain sebuah pulpen,meja tamu berukir,kursi malas,sejumlah tongkat,sebuah lampu hias,20 lusin piring,tiga rak buku,dan sebuah tempat tidur.Sementara sebagian koleksi hanya berupa spanduk atau lambang dari dokter syaitan,Kutkutbi,Ero dinamik,Amuk,Djulagubi,tombak penebus Ndokerna,pakaian Rendo dan perlengkapan lainnya dari tonel sudah diambil dan diangkat ke Jakarta tahun 1982 oleh Rachmawati Soekarno lima lambang buah tangannya Bung Karno sendiri.
Sedangkan koleksi situs saat ini berupa dua lemari,tiga tempat tidur,sebuah biola rusak,tujuh lembar foto,dua kursi,tiga piring hias,dua piring makan,tiga pasang kayu,jepitan koran dan delapan naskah sandiwara peninggalan lainnya yang kini juga tersimpan disana berupa selembar daster,kain pelekat,gantungan pakaian,meja marmer,pulpen besar,lampu aladin,lukisan Pura Bali.
Bung karno di Ende pernha buka sekolah HIS sekolah Belanda pada tahun 1935 dan sekolah itu dimulai sore hari,murid-muridnya cukup,hanya tenga guru yang kurang jadi kira-kira satu tahun ditutup kembali lantas murid-muridnya dipindahkan ke sekolah sekolah Ndao.
Waktu Bung Karno di Ende memelihara kucing kurang lebih ada 35 ekor banyaknya tetapi kucing itu tidak ada keliaran dimana-mana semuanya tetap diatas loteng rumah,tetapi waktu makan tunggu dipanggil satu persatu dengan bermacam-macam namanya antaranya Welem,Joko,Tuti,api.begitu banyaknya kucing tidak pernah berkelahi dan tidak pernah ribut,kalau ada tamu datang semua kucing itu menghilang,waktu makan Bung Karno sendiri yang kasih makan,Cuma satu kucing yang Bung Karno paling sayang yaitu yang namanya api,pada waktu Bung Karno mau pindah beliau meminta surat izin dari Pemerintah belanda agar supaya bisa bersaa dengan kucingnya tetapi Belanda menolaknya sampai Bung Karno jatuh pikiran oleh karena kucing itu,kucing itu mempunyai tiga warna bulu dan kucing jantan.Bung Karno bilang kucing itu namanya Api,kira-kira kalau ada kebakaran dimana-mana tidak usah takut jika ada kucing itu didalam rumah api itu tidak akan merambat kedalam.Bung Karno juga memelihara dua ekor kera,kera-kera itu dikasih makan oleh Bung Karno Sendiri,kalau orang lain yang kasih makan kera-kera itu marah lalu diburu untuk digigitnya tetapi utnung kera-kera itu semua diikat dengan rantai.Kera dan kucing itu masing-masing punya piring makan sendiri-sendiri,semua makan pakai jam yang teratur dan piringpun yang sama tidak ada yang berbeda,sanking lamanya akhirnya kera-kera itu menjadi ta.Pada waktu Bung karno mau pindah ke Bengkulu maka dua ekor kera itu Bung karno siapkan untuk kembalikan ke hutan lagi,kira-kira beberapa hari Bung Karno akan berangkat beliau menyewa kendaraan taksi yang sopirnya Paulus Nillu,mereka bersama berangkat dari Ende menuju km 10 ke arah timur membawa dengan dua ekor kera itu,sampai ditempatya Bung Karno turun dan membawa satu ekor kera dan kemudian beliau lepas dipinggir gunung itu lantas berkata pada kera itu,begini lama saya menghukum engkau dan tibalah saatnya engkau saya bebaskan ini,lalu Bung Karno balik belakang jalan tetapi kera itu tidak mau jalan,malah kera itu ikut kembali dengan Bung Karno sampai Bung Karno menyuruh berhenti lalu turun angkat kembali kera itu keatas mobil lalu pulang ke Woloare dengan maksud yang sama tetapi sama saja,kera yang kedua ini dengan kera yang pertama dan akhirnya keduanya Bung Karno bawa pulang kembali ke rumahnya Ibu Mahani Sarimin lalu mereka pelihara sampai duanya mati.
Mengenai air kelapa yang kulitnya merah dan Bung Karno saban minggu selalu Bung Karno dengan kawan-kawannya pergi piknik akan tetapi Bung Karno suka minum air kelapa muda yang kulitnya merah kalau kulitnya hijau beliau tidak suka.Pada satu kali Bung Karno dengan kawan-kawannya pergi ke Wolowona lima kilometer dari Kota Ende bagian sebelah timur lalu mandi ramai-ramai di kali itu,Bung Karno minta dibelikan kelapa muda tetapi yang kulitnya merah,lalu Bung Karno berbicara dengan orang yang empunya kebun yang ada sama-sama ditempat itu beserta isterinya lalu Bung Karno minta beli kelapa muda yang merah warna kulitnya lalu yang empunya kebun itu naik dan kasih turun kelapa itu sebanyak kurang lebih sepuluh buah.Kemudian Bung Karno tanya berapa harganya lalu petani menjawab tidak usah tuan,Bung Karno menanyakan namanya siapa bapak itu menjawab nama saya Tandi tuan,dan bapak agama apa,agama kami tidak ada,lalu Bung karno bilang mau ikut saya,bapak Tandi pun berkonsultasi dengan isterinya dan kata isterinya mau tuan,tempat yang petani itu tinggal yaitu Lokoboko,kira-kira satu minggu Bung Karno bawa mereka ke kota dan kasih masuk agama Islam,suami itu tinggal di kota sampai mempunyai anak dan cucunya dan anaknya sekarang namanya Muhammad Tandi sampai sekarang tetap tinggal di Lokoboko Kecamatan Ndona.Begitu juga dibagian Tanjung dekat dengan Gunung Iya,orang-orang yang jaga kebunnya Bapak Haji Daud kira-kira kurang lebih waktu itu lima orang juga dikasih masuk Agama Islam oleh Bung Karno sampai sekarang anak dan cucunya sudah menjadi banyak.
Bung Karno Ende mempunyai kawan-kawan kurang lebih 93 orang dari tua-tua sampai pada anak-anak muda,kawan-kawan itu digembleng tiap hari dinyatakan Indonesia musti merdeka dari 93 orang dari kawan Bung Karno terdiri dari banyak suku bangsa,ada yang dari Belanda yaitu pastor-pastor di Ende beserta Uskupnya yang selalu bantu Bung Karno ada bangsa cina yang bantu membawa surat-surat penting dari Jawa ke Ende yaitu surat dari dokter Sutono dan dari Muhammad tembrein dan dari kawan-kawan lain.Surat-surat itu tidak melalui Pos akan tetapi yang dibawah langsung oleh bangsa Cina Ang Hoo Lian dan dia sebagai Rongores ikut kapal dari Surabaya Ende menjual barang dan sayur-sayuran serta buah-buahan,ternak,buah apel,jika ada curiga dari Belanda dan dimasukan kdalam keranjang sayur.
Di Ende surat itu sangat penting dan diserahkan kepada saudara Lie Sian Tik yang mempunyai Toko Deleu tempat jual makanan kaleng.Sore hari Bung Karno pura-pura bertamu ke toko dengan maksud untuk mengambil surat-surat itu lalu Ang Ho Lan Lang ke Kupang,dan kembali lagi dengan kapal tersebut dan langsung beliau turun di toko Deleu dengan maksud untuk mengambil surat-surat itu untuk dibawanya ke Jawa.Sesudah Indonesia merdeka Ang Ho Lian meninggal dunia,beliau meninggal di Kupang Bung Karno juga mendapat kawat atas meninggalnya Ang Ho Lan,kemudian Bung Karno perintah agar supaya mayatnya dimakamkan di Taman Makam pahlawan Darma loka.
Ada suku bangsa Pakistan,India,Manila,Palembang,suku bangsa Bandung,suku bangsa Batak,Betawi,Solo,orang Madura,orang Bima,orang Surabaya,orang Sulawesi,orang Kupang,Menado,kawan-kawan Bung Karno itu cukup banyak,mereka sebelumnya sudah mengetahui bahwa Indonesia akan merdeka.
Kawan-kawan dekat Bung Karno waktu itu adalah bapak Daud,bapak Haji Mahmud,bapak Haji Abdullah Ambuwaru yang empunya rumah dan sekarang menjadi museum,dan masih ada banyak lagi yaitu bapak Saleh Banjar,bapak Haji Derain mereka pada waktu itu bekerja sama dengan Bung Karno dalam keadaan senang maupun susah.Jika Bung Karno bertamasya biasanya memakai kendaraan beliau selalu membawa serta dengan mereka.Bung karno pada waktu itu dilarang oleh Pemerintah penjajah untuk tidak boleh bertamasya di tempat yang lewat dari 10 km dan diperboleh untuk mandi di pantai laut sampai sedalam 10 meter diatas pusat saja,lain dari itu juga tidak boleh lewat karena bapak-bapak itu adalah ketua-ketua adat Mbongawani,bapak Abdullah Ambuwaru adalah ketua adat Kotaratu yang sekarang menjadi jalan Perwira dan bapak Saleh Banjar ketua adat Paupanda.Bung Karno kalau berjalan-jalan selalu ditemani dengan teman-temannya sampai dengan berpotret mereka selalu bersama.Menurut Saleh Banjar Bung Karno akan dipindahkan ke Bengkulu,oleh karena jasanya bapak Saleh Banjar terlalu banyak untuk Bung Karno maka sebagai tanda mata Bung Karno memberinya sebuah cincin.
Setelah Bung Karno diangkat Presiden RI pada tahun 1945 sampai dengan tahun 1950 beliau datang ke Ende dan menanyakan bapak saleh Banjar tetapi waktu itu bapak Saleh Banjar sudah meninggal,kemudian Bung Karno memanggil anaknya Ibu Mahani Sarimin bersama dengan suaminya Sarimin,mereka berdua menghadap Bung Karno di rumah jabatan bapak Bupati Thomas da Silva,waktu mereka bertemu dengan Bung Karno,beliau lalu menanyakan mengenai cincin yang pernah beliau berikan pada bapak Saleh Banjar itu,karena cincin itu adalah cincin pusaka,kemudian Bung Karno meminta kembali cincin itu,kebetulan sebelum meninggal cincin itu sudah diserahkan oleh bapak Saleh Banjar kepada anaknya ibu Mahani Sarimin,saat itu juga mereka berdua serahkan cincin itu kepada Bung Karno,kemudian Presiden menanyakan kepada ibu Mahani sarimin berapa saya harus bayar kembali jawab ibu Mahani tidak usah pak.
MENGENAI KUBURAN AMSI:
Ibu Amsi meninggal pada tahun 1935 lalu beliau dimakamkan di kuburan Islam Saraboro,kuburannya dikerjakan pada tahun 1938,sebab kuburan itu lama dikerjakan karena masih lama menunggu bahan-bahan seperti batu diambil dari km 25 sebelah barat Kota Ende dan batu kemudian direndam dalam bak air selama berbulan-bulan sesudah itu baru dikeluarkan dan sesudah itu dipotong-potong pelan-pelan sampai batu itu menjadi persegi kemudian batu itu ditaruh diatas pinggiran kuburan ibu Amsi dan juga ada dua batu nisan dipotong lalu direndam lagi memakan waktu lama setelah batu-batu itu selesai baru mulai mengerjakan kuburan itu,jadi batu yang diatas pinggiran kuburan ibu Amsi itu sampai pada batu nisannya dibuat sendiri oleh Bung Karno dan yang mengerjakan kuburan itu adalah kawan-kawan bapak dari anggota Tonel Kelub Kelimutu bersama-sama dengan bapak dan beberapa tukang besi.Mengenai pagarnya diambil dari misi Ende.Mereka sama-sama memikul batu pasir,jadi kami sebagai teman-teman Bung Karno sangat mengharapkan perhatian atas kuburan ibu Amsi tersebut,apalagi sekarang kuburan itu banyak yang rusak karena kuburan itu sudah cukup tua usianya,oleh karena itu kami sebagai saksi hidup yang masih bermukim di kota Ende minta agar supaya anak-anak dari almarhum Bung Karno tolong perhatian juga pada kuburan tersebut.
Kira-kira kurang dari dua bulan Bung Karno mau dipindahkan ke Bengkulu baru kuburan itu dibuat.Coba waktu itu ibu Amsi tinggal di Jawa,mungkin ibu Amsi meninggal di Jawa juga,tetapi karena ibu Amsi ikut juga mau memperjuangkan kemerdekaan RI bersama-sama dengan Bung Karno maka iapun meninggal di tempat pembuangan yaitu di Ende.Dari itu mari kita bersama-sama memperhatikan makam dari ibu Amsi di Kampung Saraboro Desa Rukun Lima di Kabupaten Ende itu.
MENGENAI GEDUNG MUSIUM:
Pada tahun 1950 Presiden Soekarno tiba di Ende kira-kira jam 04.00 sore beliau langsung bertemu bapak Haji Abdullah Ambuwaru,waktu beliau bertemu dengan Bapak haji Abdullah Ambuwaru itu Bung Karno langsung minta rumah bekas pembuangannya lalu jawab bapak Haji kalau anak mau ambil saja,tetapi Bung Karno bilang bukan untuk Pemerintah sekarang belum lengkap karena Mushollah belum ada,namanya waktu itu dari bapak Presiden terhadap kawan-kawannya terlebih pada saudara Ibrahima yaitu Yayasan Jaya Banda Gara atau Filsafah Kemenangan atau Gapura.
Pohon renungan Pancasila oleh Bung Karno oleh Bung Karno di Kabupaten Ende pada tahun Tujuh Puluhan atau 1972 semasa Bupati Haji Hasan Aroeboesman beliau memagarinya dengan tembok yang cukup tinggi kira-kira satu meter lebih,tidak begitu lama pohon itu layu dan kemudian mati sesudah itu tidak ada yang urus lagi.
Pada waktu Bupati Haji Hasan Aroeboesman diganti oleh bapak H.J Gadi Djou beliau melihat tembok yang begitu tinggi mulai rubuh satu persatu sampai rata dengan tanah lalu beliau mencoba menanam kembali pohon sukun tersebut akan tetapi pohon itu tidak bisa hidup,kemudian beliau mengundang kawan-kawan dari Bung Karno yang masih hidup untuk membicarakan mengenai tanaman tersebut.
Pada tanggal 31-8-1979 diadakan sidang bersama dengan wartawan dari kartini R.Y Pello,jadi keputusan sidang itu pohon sukun tersebut ditanam kembali pada tempat renungan Pancasila oleh kawan-kawan Bung Karno yang masih mati hidup bekerjasama dengan Pemerintah dan Muspida,tepat pada tanggal 17-1-1980 pohon itu mulai tumbuh/jadi,kemudian atas permintaan dari kawan-kawan Bung Karno agar tolong dibuat seperti Tugu Pancasila di tempat renungan itu atau seperti Tugu Pahlawan atau Tugu Kemerdekaan yang sudah ada sekarang ini.
MENGENAI ORANG MATI DI ENDE
Di Ende kalau ada orang mati Bung Karno selalu ikut melayat,beliau kalau melayat selalu tidak memakai kopiah dan selalu atau harus melihat wajah dari mayat tersebut dan pada saat mau ke Masjid beliau musti pikul lebih dahulu peti mayat tersebut baru kemudian kasih pada orang lain.Lalu pada waktu itu bapak-bapak dari anggota Tonel mulai menanyakan pada Bung Karno mengapa bapak kalau melayat selalu tidak memakai kopiah jawab Bung Karno karena saya tidak boleh menghormati orang yang sudah meninggal dan saya harus melihat wajahnya kalau tidak akan di kemudian hari mayat tersebut akan menuntut kembali pada saya kemudian mengenai pikul peti mayat biar beberapa meter saja sudah cukup kalau tidak mayat itu akan tuntut kembali pada saya.
Ketika Bung Karno pindah ke Bengkulu barang-barang kepunyaan Tonel Kelub Kelimutu dikasih tinggal ditangannya Opnemeratmo Sudirjo sampai tentara Jepang masuk di Ende,lalu saudara Ibrahima diadakan pemeriksaan mengenai barang-barang peninggalan itu ternyata sudah kurang sebagian atau sudah dijual oleh saudara Atmo Sudirjo,lalu pada waktu itu saudara Ibrahima ambil alih semua barang-barang sisa miliknya Tonel Kelub itu,barang-barang itu seperti satu lambang ada tiga cerita yaitu dr Syaitan,Jutkutbi,Ero Dinamik,Amuk dan Djulagubi dan beberapa pakaian Rendo rambutnya serta tombak,penebus Ndokerua dan satu rangka gendang,dua belas layar panggung ukuran Gedung Imakulata itu.Setelah Bung Karno tiba di Bengkulu minta semua barang-barang itu,makanya kawan-kawannya langsung kirim ke Bengkulu.Dan semua layar beserta lambang itu dibuat atau ditulis serta dugambar sendiri oleh Bung Karno dan kawan-kawannya.Mengenai kain-kainnya dibuat menjadi atau berupa layar dan dijahit oleh ibu Inggit dan dibantu oleh ibu Mahani Sarimin yang sekarang masih hidup,mereka berdua sampai dengan urusan makanan pun ditangani mereka untuk orang-orang yang bekerja dan repatisi.Dan anak-anak pembantu dalam rumah ada tiga orang yaitu Fajar bagian Penatu,kemudian Lodonugi bagian kebun dan satu lagi Riwu Ga bagian penatu dan pembantu di dapur,mereka bertiga berasal dari Pulau Sabu.
Mengenai cat untuk kerja Bung karno sendiri menghadap bapak Uskup Ndona untuk meminta cat guna mencat layar tersebut serta beberapa lambang,itu cat datangnya dari bapak Uskup Ndona sampai riwayatnya Tonel Kelub selesai.
Semenjak Bung Karno masuk di Ende dulu dari anak-anak bujang sesudah repetisi kami tidak pulang,beberapa orang ada yang tidur di pinggir Musholah.Saudara Iros Yali dan Djae Bara sebagai penjaga keluarganya Bung Karno akan tetapi orang lain tidak mengetahui.
Sekarang Musholah tidak ada lagi,soalnya tempatnya sudah didalam wilayah orang lain.Barang-barang sebagai Peninggalan dari Tonel Kelub Kelimutu disimpan sebegitu rapihnya oleh saudara Ibrahima,pada waktu itu lari dari tentara Jepang,barang-barang itu dipikul dan dijunjung kemudian disimpan serta dijaga supaya jangan sampai dimakan rayap,pada waktu lari masuk hutan dibawa serta dengan bungkusan tersebut dengan maksud dijaga jangan sampai kena basah oleh air.Pada tahun 1972 saudara Ibrahima menemui ajalnya(meninggal) kemudian barang-barang tersebut diambil alih oleh saudara Yusuf lalu barang tersebut dijaga dan sekarang dianggap sebagai barang-barang antik.
Setibanya Rahmawati Soekarno di Ende yaitu pada tanggal 27-03-1992 tepatnya pada pukul 12.00 siang dan kembalinya pada tanggal 29-03-1982 pagi,waktu beliau kembali barang-barang peninggal atau bersejarah itu dibawa serta ke Jakarta bersamaan dengan delapan buah naskah dari Tonel Kelub Kelimutu yang diserahkan oleh saudara Yusuf Ibrahima sebagai timbang terima dengan rahmawati Soekarno yang sebagai saksi semua bapa-bapa yang turut hadir bersama-sama disitu.
Pada waktu saudara Ibrahima ada di Jakarta pada tahun 1964 beliau sempat masuk ke Istana ketemu dengan bapak Presiden Soekarno beliau membawa lambang dari tiga cerita dr Syaitan,Kutkutbi,Ero Dinamik.Pada waktu hadir juga menteri-menteri angkatan 60 an termasuk bapak Frans Seda,kemudian bapak Frans Seda minta lambang tersebut pada Bung Karno akan tetapi Bung Karno menjawab lambang itu bukan kepunyaan saya melainkan yang punya adalah kawan-kawan saya yang ada di Ende.Pada waktu bapak Ali Sasteroamijoyo langsung minta sama saudara Ibrahima beliau juga menjawab boleh tetapi keluar sama-sama dan didalam sama-sama atas kemauan bapak Ali dengan kawan-kawanya,jadi pada waktu itu saudara Ibrahima tidak setuju atas usulan dari bapak Ali itu,kemudian barang-barang dari Tonel Kelub yang ada pada waktu itu atas usulan dari Bung Karno pada Ibrahima,barang-barang itu kepunyaan saudara Ibrahima dengan kawan-kawannya semua yang ada di Ende.Sewaktu saudara Ibrahima pulang dari Jakarta pada tahun 1965 sesudah peristiwa Gestapo lalu Ibrahima cerita semua pada kawan-kawannya.
Pada waktu Bung Karno mengambil urusan pernikahan salah satu anggota Kelub Kelimutu yaitu saudara Abdullah Adhar dengan anaknya bapak Haji Musa,dua-duanya dari kampumg yang sama yaitu sekarang disebut Mbongawani pada waktu itu Bung Karno langsung dengan kawan-kawannya ambil urusan dari dua belah pihak mulai dari anak-anak wayang,anak-anak musik dan penyanyi-penyanyi dari wanita sampai dengan pria pada malam itu semua hadir dan juga saudara-saudara yang tukang pidatonya mereka terdiri dari dua orang dan berpidato memakai bahasa Indonesia yaitu saudara A.Z Pelindi beliau berasal dari Medan dan yang satunya memakai bahasa daerah yaitu saudara Ibrahima,sesudah kedua pengantin duduk maka saudara A.Z Pelindi mulai berdiri dan memberi salam kanan kiri baru mulai berbicara sebagai nasihat untuk kedua pengantin dari permulaan sampai akhirnya dan setelah itu baru saudara Ibrahima mulai berbicara satu-satu dengan menggunakan bahasa daerah,nada bicaranya mulai nada rendah sangking semangatnya nada bicara semakin keras/tinggi,para undangan dengan perasaan senang dan tenang mendengar pidato saudara Ibrahima sementara beliau berbicara tiba-tiba terdengar suara yang keras dari belakang yaitu ada yang minta agar pidato itu dihentikan tetapi beliau tetap bersuara keras sambil berpidato jadi suasana jadi gawat dan hiruk-pikuk,karena melihat situasi yang kurang enak maka saudara Ibrahima berhenti berpidato.
Yang membuat kacau adalah saudara Saleh Mandaka dan dia perintahkan agar pesta itu dibubarkan dan kebetulan waktu itu hadir juga Bung Karno jadi beliau berbicara saudara tahu tidak peraturan jika orang masih berpidato saudara tidak boleh sekali-kali mencegahnya atau bertindak dari soal apapun kami dan sekarang saudara mau bertindak kemana saja kami tetap ikut dari belakang kata Bung Karno pada malam itu,setelah itu semua hadiah-hadiahnya kami pikul bawa pulang semua,nanti besok kami baru serahkan kembali pada pengantin.
MENGENAI ANGGOTA PEMAIN TONEL.
Saudara Ibrahima wakil sutradara dan wakil kedua saudara A.Z Pelindi dari Medan,Madu Roja sebagai Kopral,saudara Abdurahman Wani sebagai pemain,saudara Guru Kae Dura sebagai Polisi,Ngada Gende sebagai penghuu,saudara Roslan Anto sebagai perempuan,saudara Ibrahima sebagai dokter,A.Z Pelindi sebagai dokter,saudara Darhan Anto sebagai Bapa,saudara Perangga Kora sebagai asisten palang merah,saudara Djae Bara sebagai dokter palang merah merangkap bistiur,sedang wahab Tanjong sebagai pemain,Siku wasin pemain,Wakit Jari pemain,Paranoto pemain,Iman dan Muin pemain,Were Sewed pemain,saptu Dei pemain,Abdurahman Pelambang pemain,Adhar pemain,Ali Pembe pemain,Bakar Damu pemain,Go Jun Pit pemain,Djamaludin Batik pengur,pemain musik Anang Banjar Hamid,Anang Muhammad,Anang Abdurahman,Anang penyanyi,Magdalena Pauadu,Mis Roos Menado,Markus Menado,Ibu Leno Ende,Abdurahman,Anang Djae Mohdar sebagai robot dan sebagai Ampu Agni Ibrahima,dokter Djulagubi.
Waktu Tahun 1949 kurang lebih kami dari anggota Tonel menerima Kartu Tanda Anggota dari batalion Siliwangi kurang lebih dua puluh lembar yaitu Tentara Nasional Indonesia Luntung Kasarung defisi IV Seliwangi Brug XIII Bat I Kalasingan 17-08-1949 Luntung Kasarung Komandan Kepala Stap Umum Bujang Djalhim Depatemen Pulau Panggung.
Pada waktu itu yang dibagi langsung oleh saudara Ibrahima pada kawan-kawannya Bung Karno sendiri,jadi semua kawan-kawannya yang sudah mendapat kartu tersebut sekarang mereka sudah tidak ada lagi(meninggal) hanya sebagian kawannya yang masih hidup sampai dengan saat ini yaitu sebanyak empat orang saja yang masih tersimpan Kartu Tanda Anggota tersebut sekarang hanya bapak Djae Bara sendiri.
Pada Tahun 1986 kami dapat berita dari Kantor Sosial bahwa siapa saja yang bisa jadi perintis masuk laporan di Kantor Sosial Ende,kemudian kami masukan laporan-laporan kami pada kantor itu tetapi sampai dengan saat ini kami tidak dapat jawaban sedikitpun mengenai laporan kami itu,kami sampai tanya kembali mengenai kelanjutannya,kata mereka sudah dikirim semua laporan tersebut kemudian kami minta surat pengantarya,mereka jawab tidak ada.
Baca Juga:
Nama Sahabat Bung Karno di Ende diperkenalkan di Hari Pancasila
Kerabat dekat Bung Karno ketika menjalani masa pembuangan di Ende(Pulau Flores) Nusa Tenggara Timur cukup banyak tercatat kurang lebih 92 orang dan uniknya tak seorangpun dari mereka yang menjadi Pegawai Negeri atau Raja,tetapi menjadi nelayan miskin,petani kecil,buruh pelabuhan dan sopir mobil,kernek truk termasuk juga sejumlah Pastor asal negeri Belanda,tapi sayang kerabat yang kini hidup dan menetap di Kota Ende hanya lima orang,kelima orang saksi hidup itu yaitu bapak Djae Bara,bapak Roslan alias Iros,bapak Haji Umar Gani,bapak Yamin,bapak Haji Ismail dan Nyonya Mahani sarimin,meskipun usia mereka sudah diatas 70 tahun tetapi ingatannya masih bagus sekali/segar,mereka selalu bersedia dan senang hati berbicara banyak tentang perjalanan hidup Bung karno sebagai orang buangan di kota ende selama empat tahun lima bulan empat belas hari.
Pada tahun 1951 sesudah gedung musium ditunjuk langsung oleh Bung Karno lalu beliau minta barang-barang peninggalannya yang ada supaya disimpan digedung tersebut,lalu pada waktu itu dari bapak-bapak yang masih simpan benda-benda itu mulai satu persatu mereka memberinya mereka masuk barang-barang tersebut melalui perantaraan bapak Bupati Flores yang menerima barang tersebut yaitu bapak mayor Majid Roja yaitu berupa gambar Gapura Bali,beberapa buah tongkat,dua buah foto,satu tempat tidur dari dipan,satu meja makan dan kursinya,satu meja tulis atau bufet,satu fiol yang sudah dalam keadaan surat.
Tapi yang barang-barang tersebut banyak yang sudah hilang karena tidak ada yang mengurusnya lagi,yang masih tertinggal hanya gapura Bali dan beberapa tongkat kemudian dua buah foto dan satu fiol yang dalam keadaan rusak tersebut.
Sebagai penutup kami sebagai kawan-kawan saksi hidup dari Bung Karno
1. Bapak Djae Bara
2. Bapak Roslan Alias Iros
3. Bapak Yamin Haji Ismail
4. Bapak Haji Umar Gani
5. Nyonya Mahani Sarimin.
Dilarang keras mengutip dan fotocopy atau sejenisnya dalam bentuk apapun tanpa diketahui si Pengarangnya.
Dibuat Oleh,
Ttd
DJAE BARA
KISAH,SANDIWARA-SANDIWARA YANG DIMAINKAN
DAN SAHABAT-SAHABAT BUNG KARNO
(Disadur dari Tulisan Bapak Djae Bara Sahabat Bung karno)
Beberapa saat sebelum diasingkan,koran-koran ditanah air memberitahukan bahwa Bung Karno dibuangkan ke Bajawa daerah terpencil dan dingin di pedalaman Flores yang kini menjadi ibukota Kabuapaten Ngada,sekitar 124 km sebelah barat kota Ende.Pemberitahuan Koran itu benar,sekitar pukul 08.00 pagi hari lego jangkar di Pelabuhan Ende dan dikawal oleh tentara Belanda.
Bung Karno dengan senang hati turun ke darat dan langsung menuju pasanggrahan milik penjajah yang kini menjadi kantor POM ABRI,letaknya kira-kira ½ km dari Pelabuhan Ende.Setelah beberapa saat kemudian Bung Karno kembali ke kapal tersebut menjemput istrinya Nyonya Inggit Ganarsih dan mertuanya ibu Amsi dan bersama ketiga anak angkatnya Nona Ratna Juami beserta Muin dan Iman,mereka semua menuju pasanggrahan dengan mobil carteran yang dikemudikan oleh saudara Ibrahima,pertemuan pertama itu memberi daya tarik tersendiri bagi saudara Ibrahim beliau langsung akrab dengan Bung Karno,sehingga ongkos kendaraannya ditolaknya,katanya “tak usah tuan nanti lain kali saja”.
Setelah itu entah mengapa Bung Karno berkeberatan ke Bajawa dan beliau ingin menjalani masa pembuangannya di Kota Ende.Permintaan Beliau disetujui oleh Pemerintah Hindia Belanda,kemudian Bung Karno mohon agar ia beserta keluarganya tidak dikurung disana tetapi ditempatkan dirumah penduduk saja,permintaan itupun disetujui oleh Pemerintah Hindia Belanda.Bung Karno beserta keluarganya tinggal menempati sebuah rumah milik Haji Abdullah Ambuwaru,di kampung Ambugaga yang kini terletak di Jalan Perwira Kelurahan Kotaraja.Di kediaman baru itu Ibu Amsi menghembuskan napas terakhirnya dengan tenang.Bung Karno saat itu sangat sedih sekali dan beliau berkeberatan untuk jasad Ibu Amsi disemayamkan di pekuburan Islam yang terletak di kampung Ambugaga karena sebelumnya Bung Karno telah memiliki pekuburan di kampung Saraboro sekitar 2 km dari kediaman Bung Karno konon karena orang disekitar Ambugaga tidak mendukung perjuangan Bung Karno untuk memerdekakan bangsanya.
Berbeda dengan pasanggrahan,di kediaman barunya Bung Karno dengan leluasa berhubungan dengan masyarakat dan orang-orang sekitarnya.Orang pertama yang menjadi teman Bung Karno pada saat itu yaitu pengemudi kendaraan tersebut(Ibrahima) menyusul beberapa pemuka adat dan tokoh-tokoh agama serta tua-tua adat,mereka semua berasal dari Roja termasuk saudara Ibrahima.Kemudian Bung Karno mengumpul kawan-kawanya itu untuk membicarakan tentang keadaan kota Ende yang mana rakyatnya belum mengerti tentang apa itu politik.Setelah ada kesepakatan,Bung Karno membentuk sebuah perkumpulan yang diberi nama”Tonel Club Kelimutu” dengan uang alasan kas Dua Puluh Tujuh Sen kemudian mereka membuat beberapa cerita yang isinya untuk menarik hati rakyat dengan maksud agar mereka mengerti tentang berpolitik dan tentang kemerdekaan Bangsanya.
Cerita yang pertama adalah “Rahasia Kelimoetoe”.Dalam cerita itu yang datang kunjung dari Jawa yaitu student-student,mereka mengunjungi Danau Kelimutu i namun sebelumnya mereka .Setelah itu satu bulan berlalu Bung Karno mengadakan repetisi untuk dimainkan,akan tetapi mereka tidak mempunyai gedung untuk pertunjukan tersebut,memang waktu itu ada gedung film akan tetapi sudah diambil alih oleh orang lain untuk bermain sandiwara,orang-orang tersebut adalah yang tidak mau merdeka.Pada waktu itu Bung Karno amat bingung bagaimana caranya untuk mendapatkan tempat guna pertunjukan sandiwara itu.Pada suatu sore Bung Karno jalan-jalan ke misi Ende lalu beliau bertemu Pater Heting,beliau melihat raut wajah Bung Karno sangat sedih sekali kemudian Pater bertanya apa yang sedang Bung Karno pikirkan,ia pun bercerita kemelut yang sedang Bung Karno pikirkan,setelah mendengar cerita dari Bung Karno Pater Heting dengan senang hati mau membantu Bung Karno untuk menyediakan sebuah gedung untuk pertunjukan itu,beliau memberitahukan bahwa ada satu gedung tetapi tidak ada kursinya.Pater menganjurkan untuk Bung Karno mencari kursinya sendiri,gedung itu namanya “Imakulata” namun bagaimana setelah itu Pater bersedia menanggung semuanya mulai dari gedung sampai listrik dan kursinya,sesudah itu besok malamnya diadakan Jendral repetisi yang disaksikan oleh beberapa Pater termasuk Pater Heting.Pertunjukan itu berjalan dengan sangat meriah sekali,setelah cerita itu selesai sambung dengan cerita Kelimutu yang kedua kemudian sambung dengan cerita yang ketiga yaitu “Gera Ende” atau kebakaran Ende,yang keempat ”Amuk” kemudian yang kelima “Rendo” yang keenam “ Kutkutbi” yang ketujuh “Maha Iblis” yang kedelapan”Anak Jada” yang kesembilan “Dokter Syaitan” yang kesepuluh “Ero Dinamik” yang kesebelas “Jula Gubi” yang kedua belas “Seanghai Rumba” dan yang ketiga belas “1945” tetapi itu untuk sandiwara Manila Opera dan dimainkan oleh Tuan Nathan dengan kawan-kawanya yang isinya mengenai “Tukar Jantung”,jantung orang Indonesia ditukar dengan jantung orang Asia dimainkan oleh Dr Samsi dan pada waktu itu Bung karno bilang nanti Indonesia akan merebut kemerdekaannya dari tangan orang Asia,jadi itulah judulnya dari cerita “1945”.
Dan juga seperti judulnya cerita Dokter Setan dalam cerita itu diceritakan bahwa ada sebuah laboratorium yang didalamnya mempunyai pipa yang menjulang ke langit kira-kira 45 meter dan mempunyai motor elektron beserta kawat listrik kemudian mempunyai meja operasi dan pegawainya ada Delapan orang termasuk satu orang wanita yaitu Tuti dan dua pria masing-masing namanya Welem dan Joko mereka bertugas pada bagian elektron.Dokter setan itu menghidupkan kembali orang yang baru mati tetapi diambil sebagian anggota tubuhnya kemudian dimasukan kedalam laboratorium dan diletakan diatas meja operasi,meja tersebut dilapisi dengan kain putih,,mayat itu ditutupi dengan kain merah kemudian dokter menghidupkan mayat tersebut dengan setrum dari ilahi yaitu guntur dan kilat.Tiap-tiap orang yang baru mati diambil sepotong lalu dimasukan kedalam laboratorium sama dengan mayat-mayat lainnya sesudah itu didapat berita lagi bahwa ada orang yang paling berani di Kota Betawi baru meninggal namanya Abang Hitam,malamnya dokter perintahkan menterinya untuk berangkat untuk mengambil otaknya setelah beberapa hari ditunggu tak ada beritanya kemudian dapat berita lagi bahwa ada orang yang baru meninggal jarak antara km 16 dan km 18 lalu dokter perintahkan menterinya untuk pergi dengan sepeda mengambil tangannya dari mayat itu sebelah kiri saja sesudah itu membawa tangan setoran dari Illahi sudah ada makanya dokter perintahkan saudara Welem dan Joko untuk menghidupkan motor elektron,sesudah motor itu hidup lalu dokter berteriak menyuruh Joko tambah setrum sebab setrum dari Illahi sudah sambung menyambung menjadi satu,maka mayat itu sudah mulai hidup dan turun dari meja operasi tiba-tiba perawat wanita itu(Tuti) bertanya pak dokter mayat sudah hidup namun namanya siapa lalu pak dokter menjawab “Robot”.
Sesudah itu robot keluar dari laboratorium dan masuk keluar kampung,semua kampung yang dilaluinya hancur berantakan,rakyat sangat kesal sekali kemudian mereka menghadap pak dokter Memberitahukan bahwa kampung mereka semuanya hancur.Dokter mulai cari akal untuk membunuh kembali robot tersebut akan tetapi semua rencana dokter itu sia-sia,jalan satu-satunya dokter menyuntik robot tersebut dengan racun beliau sir.Racun itu kalau kita pegang robot itu maka kitapun akan kena racunnya juga akan tetapi robot itu tidak apa-apa robot cuma merasa lelah saja.Dokter menjadi bingung bagaimana caranya untuk membunuh robot itu,pikir punya pikir akhirnya dokter mendapat akal baru yaitu erodinamit disimpan ditempat makannya robot,tepat pukul 12 siang robot datang makan pakai pipa namanya pipa sakral bahar,pada waktu robot sedang makan erodinamit itupun meledak baru robot itu hancur berkeping-keping.
Waktu itu bapak-bapak dari anggota tonel club kelimutu itu ramai-ramai bertanya pada Bung Karno apa sebenarnya maksud dengan robot itu,lalu Bung Karno menjawab robot itu diumpamakan saja seperti Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam pulau akan tetapi satu pulau dengan pulau lainnya sudah menjadi satu,seluruh pulau di Indonesia ini menjadi satu tidak ada satu Negara lainnya yang bisa menjatuhkan Indonesia kecuali bom atom yaitu erodinamik.Jadi cerita mengenai robot itu adalah merupakan perjalanan dari negara kita yang sudah merdeka ini dan robot itu bergerak dengantangan sebelah,kata Bung Karno nanti Indonesia sudah merdeka Irian Barat belum bisa merdeka.
Begitupun juga dengan cerita Kutkutbi itu asal ceritanya dari orang india dan semua pemainnya memakai pakaian orang-orang india.Kutkutbi itu mati kena kutuk yaitu kutukan dari satu pendeta agama Budha,sebab pendeta ingin bercinta dengan Kutkutbitetapi Kutkutbi menolaknya namunpendeta itu tidak berputus asa.Ia mencoba lagi katanya maukah engkau bercinta,Ampu agni nama pendeta itu.Kutkutbi tetap saja menolak cintanya lalu peneta balik bertanya apa betul Kutkutbi cinta sama Ragusa lalu Kutkutbi menjawab betul,seketika itupun pendeta berkata Kutkutbi hutsi waruna gerindra wardanaama lalu Kutkutbi jatuh dan mati,mayatnya diletakan didalam peti bersama satu surat kutuk.Surat kutuk itu dari kulit manusia namanya kulit wiliara,didalam surat kutuk itu siapa-siapa yang menghidupkan kembali Kutkutbi dia akan kena kutuk.Setelah kira –kira 450 tahun telah lalu maka datanglah dokter Masaki dengan kawan-kawannya.Dokter Amir dapat baca dalam buku ada orang yang mati kena kutuk tentu badannya tidak bisa hancur,setelah itu mereka gali kembali kemudian dimasukan kedalam laboratorium dan merekapun menunggu setrom dari Illahi akhirnya mereka menghidupkan kembali mayat Kutkutbi kira-kira beberapa hari kemudian setrom dari Illahi itusudah ada lalu dokter saudara Welem dan Joko untuk hidupkan motor elektron,maka kilat dan gunturpun mulai sambung menyambung maka hiduplah Kutkutbi.
Setelah Kutkutbi hidup dokter masaki jadi gila karena kena kutuk makanya dokter Masaki diperintahkan oleh Kutkutbi,sewaktu Kutkutbi berjalan ia ketemu dengan dokter Amir lantas Kutkutbi berkata dokter Masaki hanwinjil sangki ya Amir Ampu Agni ini adalah bahasa sansekerta kalau dengan Bahasa Indonesia dokter Amir itu turunan dari Ampu Agni jadi harus dibunuh perintah dari Kutkutbi.Setelah malam tiba dokter Masaki pergi mencari dokter Amir untuk dibunuh,setelah beliau ketemu dengan orang yang sedang tidur dokter Masaki orang itu dokter Amir,namun kiraanya itu meleset yang tidur itu bukan Dokter Amir melainkan Jakir,kemudian Kutkutbi berkata dengan dokter Masaki Jakir berams hitanit Amir jadi bukan Amir yang mati melainkan Jakir yang mati.
Sekarang cerita sambungan dari Maha Iblis datangnya Maha Iblis itu dinyatakan dokter Masaki dia akan baik kembali tetapi harus baca terbalik surat kutukan itu yaitu dari bawah naik keatas,itu adalah perintah dari Maha Iblis maka dengan itu dokter Masaki mulai baca terbalik surat kutukan itu sesuai perintah dihadapan Kutkutbi,baru saja baca sampai pertengahan saja Kutkutbi lalu jatuh dan mati kembali.Jadi cerita Kutkutbi itu sama saja dengan perjalanan negara kita yang merdeka sekarang ini,jadi baca terbalik surat kutukan itu dari bawah naik keatas yang ditulis begitu,melainkan orang-orang China atau orang Jepang dari bawa naik keatas,jadi sama juga Indonesia rebut kemerdekaannya dari tangan Jepang..
Setelah kami selesai repetisi maka kami semua pada hari minggu pagi piknik jalan-jalan kaki sambil bernyanyi yang diiringi dengan gitar jukulele,sepanjang jalan sampai ke Wolowona kira-kira lima kilometer dari Kota ende lalu kami bernyanyi ada macam-macam nyanyian yaitu keroncong Nona manis,Ole-Ole Wando dan lain-lain.maksud kami untuk menarik rakyat menang pada waktu masih dalam gelap dalam hal berpolitik,jadi kami sengaja dengan jalan ini untuk membangun rakyat Kota Ende untuk membangun.Kemudian ada laporan masuk dari Kantor Swapraja Ende bahwa kami anak-anak dari Tonil Club menyanyi Indonesia Raya maka kami semua dituntut dan diadili dimeja hijau,maka kami pada waktu itu tetap mempertahankan bahwa kami tidak menyanyi akan tetapi mata-mata penjajah sudah tentukan bahwa kami menyanyi dan tiap-tiap hari menghadap,kami tetap memberi alasan yang sama lalu pada waktu itu kami diperintahkan keluar semua yang tinggal didalam kantor Cuma Ibrahima dan Djae Mohdar,mereka berdua yang menghadap hakim dan jaksa.Tomasoa sebagai hakim raja Ende yaitu Haji Hasan Aroeboesman kontrouler mereka itu anggota meja hijau lalu desakan dari jaksa dan raja Ende agar supaya Ibrahim mengaku tentang menyanyi itu.Ibrahima pun memberi alasan yang sama kemudian saudara Ibrahima minta baca posis perbal atau berita acara,lalu jaksa serahkan berita acara itu pada Ibrahim maka saudara Ibrahima membaca berita acara itu lalu Ibrahim nyatakan memang waktu itu kami semua ada menyanyi lagu keroncong nona manis,ole-ole wando dan lain-lainnya nyanyian apakah yang tuan-tuan tuntut terhadap kami diberita acara? Atau poses perbal ini,pada waktu itu kontorluer muka merah kemudian beliau nyatakan bahwa poses perbal ini tidak belaku saudara-saudara boleh pulang semua dan ini poses perbal boleh buang saja dikeranjang kotor,makanya semua kawan-kawan Bung Karno setiba disana Bung Karno tertawa saja lalu Bung Karno berkata dengan saudara Ibrahima,kamu satu-satunya anak yang bisa membela,sama saya kamu keluar dari Kota Ende.Bung Karno bilang dengan Ibrahima akan saya kasih kamu titel yang istimewa sesudahnya itu kami semua ramai-ramai makan bersma Bung Karno.
Pada waktu malam Jumad kami semua bersama Bung karno dan Ibu Inggit membaca tablek,kami yang hadir semua terdiri dari orang-orang Islam akan tetapi dibagi dua kelompok disatu bagian orang Kristen dan disatu pihak orang Islam bawa bersama kitab Al Qur’an,orang Kristen bawa bersama Injil lalu mulai berbicara tentang agama di Kitab Injil ayat-ayat ini dinyatakan begini di Al qur’an begini akhirnya kedua belah pihak betentangan hebat.Sesudahnya itu Bung Karno berkata bahwa semua agama itu benar tetapi orang bawa itu yang lain dan selalu berbeda-beda,jadi mulai itu tiap-tiap malam Jumad kami adakan tablek sampai Bung Karno dipindahkan ke Bengkulu.
Pada waktu malam Jumad kira-kira jam 12 malam Bung Karno keluar rumah lalu jalan-jalan ke lapangan bola disitu ada satu pohon sukun yang cukup besar dan disitulah tempat renungan Bung Karno.Sesudah Bung karno menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia beliau datang ke Ende pada tahun 1950 Bung Karno nyatakan atau kasih tunjuk bahwa pohon sukun inilah adalah tempat renungan Pancasila atau sekarang dasar filsafat negara Republik Indonesia yang sekarang sudah merdeka ini.Dan kami saksi hidup dari Bung Karno meminta pada anak-anak Bung karno agar Pemerintah di Pusat agar membuat satu tanda atau monumen Pancasila biar kecil asal ada tandanya,jika pohon sukun itu nanti mati sudah ada gantinya,mari kita semuanya ramai-ramai utnuk mempertahankan Pancasila ini yang direnungkan oleh Bung Karno.
Pada malam Rabu kami adakan perdebatan yang dipimpin langsung oleh Bung Karno dan Ibu Inggit,permasalahannya itu adalah mengenai perjalanan Bung karno semenjak masih dalam sekolah sampai beliau ke Jepang untuk mencari titel Insinyur,akhirnya mereka ketemu dua belas orang lalu kumpul di Tiongkok.Menurut ceritanya dari Bung Karno sendiri mereka semua diuji di Tiongkok dan kedua belas orang itu lulus dari masa ujinya ada yang titel Insinyur,Dokter.Sebelum Bung Karno pulang ke Indonesia berita-berita ingin menyatakan ingin bertemu dengan Soekarno dan sesudh itu Bung Karno tiba di Bandung langsung beliau berpidato di kota bandung,mata-mata Belanda mulai cari-cari Bung Karno di kota bandung tetapi Bung Karno sudah pergi dan waktu itu beliau sudah berada di kota Semarang,namaun mata-mata Belanda itu mendapat informasi bahwa Bung Karno berada di Kota Semarang merekapun berangkat kesana,apa hasilnya mereka tidak mendapatkan Bung Karno karena Bung Karno sudah berangkat ke Kota Surabaya,maka dari situ Bung Karno mulai ditangkpa penjajah,semuanya diceritakan kembali oleh Bung Karno sendiri.
Cerita tentang JULAGUBI
Julagubi itu asalnya orang Irian Barat ia dibesarkan di Indonesia lalu disekolahkan sampai menjadi Dokter sesudah tamat jadi dokter akhrnya ia minta libur ke Irian barat kemudian ia berangkat,ahli familinya datang menjemput di pelabuhan sama dokter Julagubi lalu orang tua-tua berbicara sama Julagubi,mereka tanya sama Julagubi “Talo gisvokai sama laji duduk laji dudu rede fuu” kalau mau hidup bukalah engkau punya pakaian jika kau mau mati terserah.pada waktu itu Julagubi dengan tiba-tiba buka pakaiannya dan semuanya dibakar ditempat itu juga kemudian beliau ganti ednga memakai cawat dan muti lalu lari masuk hutan bersama dan menyanyi lagu laji dudu herahe-laji dudu hherahe sesudah itu Julagubi balik keluar lalu berperang dengan bangsa Indonesia,perang itu begitu hebat.Selama perang itu berlangsung tiba-tiba kode rahasia jatuh dari langit tepat di tengah-tengah lapangan yang dipilih oleh tentara Indonesia lalu dibaca dalam,yang isinya menyatakan bahwa Irian Barat itu adalah kepunyaan Indonesia.
Selain Kota Ende Tonel atau sandiwara bernapas mengusir penjajah itu pernah dipentaskan di kota lain selain kota lain Flores bahkan hingga di Bengkulu.Dengan demikian usaha penjajah Belanda untuk mematikan semangat perjuangan Bung Karno dengan membuang pemimpin besar itu ke daerah terpencil.Bung Karno tidak hanya terus mengobarkan semangat perjuangannya melalui Tonel Club Kelimutu,tetapi juga memperdalam gagasan tentang Pancasila yang kemudian Menjadi dasar negara Republik Indonesia yang dituturkan sebagai saksi hidupnya Bung Karno merenungkan dan menggalikan butir-butir Pancasila lewat tengah malam menghadap pantai laut sekitar 500 meter dari kediamannya.
Bagi sejumlah saksi hidup yang berkesan dari Bung yang tidak kenal menyerah,tidak cepat terpengaruh serta sikap pergaulannya yang tidak peduli kasih,kami sering makan bersama dengan hidangan yang sama.Sewaktu menjalankan masa buangannya Bung karno memperoleh gaji 150 Gulden dari Belanda atau seratus lima puluh Gulden gaji hanya cukup untuk makan sebulan dan ditambah sedikit perbelanjaan untuk kegiatan Tonel Club,pada satu ketika Belanda menawarkan Bung Karno menjadi pegawai negeri penjajah yaitu guru besar di Surabaya dengan gaji menggiurkan 1000 Gulden perbulan,Bung karno langsung menolak tawaran itu tidak sengaja katanya tidak mau tegasnya.Daripada sendirian masuk surga lebih baik ramai-ramai ke neraka tambah Bung Karno menanggapi tawaran itu.Pada kesempatan lain Bung Karno duduk minum dengan pengikutnya,kepada para pengikutnya itu ditanyakan jenis minuman atau makanan ringan disukai,hampir seluruh pengikut memilih roti mentega dan kue-kue sementara minumannya susu,mendengar kebertannya itu Bung karno hanya tersenyum.Jenis roti atau kue-kue dan susu bukan makan kita,kita harus bangga dan membiasakan diri dengan makanan atau minuman hasil kita sendiri ajar Bung Karno yang setiap pagi hanya minum air putih dengan beberapa pepaya masak.Katanya air putih yang dingin berfungsi untuk mengembalikan secara pelan posisi jantung yang masih terbuka sedangkan pepaya matang untuk menyegarkan otak.
Pada tanggal 18 Oktober 1938 merupakan hari yang paling menyedihkan bagi para pengikutnya,malam itu sekitar pukul 20.00 Bung Karno bersama keluarganya digiring ke Pelabuhan Ende,meski sangat dirahasiakan para pengikutnya ternyata sudah menunggu di pelabuhan Ende,dari siapa mereka mengetahui hari itu merupakan kesempatan yang terakhir menemui Bung Karno yang akan berangkat untuk diasingkan ke Bengkulu,sebelum naik kapal Bung Karno minta waktu untuk menemui kerabat-kerabatnya dan ia berdiri ditengah kemudian dikerumuni secara bergilir,mereka memeluk dan mencium Bung Karno sambil membisikan pesanan” jangan menjadi peminta-pemintah peraslah keringatmu untuk hidup bersama keluargamu”.Setelah itu Bung Karno membalik Lalu pergi dan meninggalkan pengikut-pengikutnya itu,sementara pengkutnya melepaskan kepergian Bung Karno,derai air mata dan isak tangis histeris.Kecuali buku-buku yang dibawah,seluruh harta kekayaannya Bung Karno lelang sesaat sebelum ia meninggalkan kota Ende,harta kekayaannya itu ternyata selalu disimpan rapi dan melainkan dianggap sebagai benda keramat.
Sesudah Bung Karno berangkat maka tinggal pengikut-pengikutnya saja.Pada waktu itu Belanda hitam mulai korekk cari jalan untuk menyusahkan kawan-kawan Bung Karno sebagai berikut,ada yang dikasih masuk penjara,ada yang dipukul,disiksa,Aziz pelindi masuk bui,Djae Mohdar dimasukan bui juga,Ibu Lano juga dimasukan dalam bui,Waru Suwedi masuk bui.Djae Bara sebagai saksi hidup Bung Karno sekarang ini pernah dipukul dengan rotan laul ditanyakan apakah kau ikut orang hukuman,kau mau merdeka,mana kamu punya kapal perang,kapal terbang,punya tentara marinir,yang tanya yang pukul saya itu adalah Kapitan Roja yaitu Abubakar Indradewa yang anti dengan Indonesia Merdeka.
Setelah 50 tahun kemudian pemerintah memugar rumah bekas tinggalnya Bung Karno,rumah tersebut sejak tahun 1985 berubah menjadi Situs Bung Karno.Pemerintah juga berusaha untuk memungut kembali harta peninggalan Bung Karno,usaha itu mendapat sambutan positif dari penduduk Ende yang mana sedang menyimpan barang peninggalan ternilai berharga dan sejarah itu dengan senag hati mereka merelakan benda-benda yang terlanjur dianggap keramat itu untuk diserahkan pada Pemerintah tanpa memungut bayaran sedikitpun atau ganti ruginya.Sejumlah saksi hidup menyebutkan koleksi-koleksi yang masih tercecer antara lain sebuah pulpen,meja tamu berukir,kursi malas,sejumlah tongkat,sebuah lampu hias,20 lusin piring,tiga rak buku,dan sebuah tempat tidur.Sementara sebagian koleksi hanya berupa spanduk atau lambang dari dokter syaitan,Kutkutbi,Ero dinamik,Amuk,Djulagubi,tombak penebus Ndokerna,pakaian Rendo dan perlengkapan lainnya dari tonel sudah diambil dan diangkat ke Jakarta tahun 1982 oleh Rachmawati Soekarno lima lambang buah tangannya Bung Karno sendiri.
Sedangkan koleksi situs saat ini berupa dua lemari,tiga tempat tidur,sebuah biola rusak,tujuh lembar foto,dua kursi,tiga piring hias,dua piring makan,tiga pasang kayu,jepitan koran dan delapan naskah sandiwara peninggalan lainnya yang kini juga tersimpan disana berupa selembar daster,kain pelekat,gantungan pakaian,meja marmer,pulpen besar,lampu aladin,lukisan Pura Bali.
Bung karno di Ende pernha buka sekolah HIS sekolah Belanda pada tahun 1935 dan sekolah itu dimulai sore hari,murid-muridnya cukup,hanya tenga guru yang kurang jadi kira-kira satu tahun ditutup kembali lantas murid-muridnya dipindahkan ke sekolah sekolah Ndao.
Waktu Bung Karno di Ende memelihara kucing kurang lebih ada 35 ekor banyaknya tetapi kucing itu tidak ada keliaran dimana-mana semuanya tetap diatas loteng rumah,tetapi waktu makan tunggu dipanggil satu persatu dengan bermacam-macam namanya antaranya Welem,Joko,Tuti,api.begitu banyaknya kucing tidak pernah berkelahi dan tidak pernah ribut,kalau ada tamu datang semua kucing itu menghilang,waktu makan Bung Karno sendiri yang kasih makan,Cuma satu kucing yang Bung Karno paling sayang yaitu yang namanya api,pada waktu Bung Karno mau pindah beliau meminta surat izin dari Pemerintah belanda agar supaya bisa bersaa dengan kucingnya tetapi Belanda menolaknya sampai Bung Karno jatuh pikiran oleh karena kucing itu,kucing itu mempunyai tiga warna bulu dan kucing jantan.Bung Karno bilang kucing itu namanya Api,kira-kira kalau ada kebakaran dimana-mana tidak usah takut jika ada kucing itu didalam rumah api itu tidak akan merambat kedalam.Bung Karno juga memelihara dua ekor kera,kera-kera itu dikasih makan oleh Bung Karno Sendiri,kalau orang lain yang kasih makan kera-kera itu marah lalu diburu untuk digigitnya tetapi utnung kera-kera itu semua diikat dengan rantai.Kera dan kucing itu masing-masing punya piring makan sendiri-sendiri,semua makan pakai jam yang teratur dan piringpun yang sama tidak ada yang berbeda,sanking lamanya akhirnya kera-kera itu menjadi ta.Pada waktu Bung karno mau pindah ke Bengkulu maka dua ekor kera itu Bung karno siapkan untuk kembalikan ke hutan lagi,kira-kira beberapa hari Bung Karno akan berangkat beliau menyewa kendaraan taksi yang sopirnya Paulus Nillu,mereka bersama berangkat dari Ende menuju km 10 ke arah timur membawa dengan dua ekor kera itu,sampai ditempatya Bung Karno turun dan membawa satu ekor kera dan kemudian beliau lepas dipinggir gunung itu lantas berkata pada kera itu,begini lama saya menghukum engkau dan tibalah saatnya engkau saya bebaskan ini,lalu Bung Karno balik belakang jalan tetapi kera itu tidak mau jalan,malah kera itu ikut kembali dengan Bung Karno sampai Bung Karno menyuruh berhenti lalu turun angkat kembali kera itu keatas mobil lalu pulang ke Woloare dengan maksud yang sama tetapi sama saja,kera yang kedua ini dengan kera yang pertama dan akhirnya keduanya Bung Karno bawa pulang kembali ke rumahnya Ibu Mahani Sarimin lalu mereka pelihara sampai duanya mati.
Mengenai air kelapa yang kulitnya merah dan Bung Karno saban minggu selalu Bung Karno dengan kawan-kawannya pergi piknik akan tetapi Bung Karno suka minum air kelapa muda yang kulitnya merah kalau kulitnya hijau beliau tidak suka.Pada satu kali Bung Karno dengan kawan-kawannya pergi ke Wolowona lima kilometer dari Kota Ende bagian sebelah timur lalu mandi ramai-ramai di kali itu,Bung Karno minta dibelikan kelapa muda tetapi yang kulitnya merah,lalu Bung Karno berbicara dengan orang yang empunya kebun yang ada sama-sama ditempat itu beserta isterinya lalu Bung Karno minta beli kelapa muda yang merah warna kulitnya lalu yang empunya kebun itu naik dan kasih turun kelapa itu sebanyak kurang lebih sepuluh buah.Kemudian Bung Karno tanya berapa harganya lalu petani menjawab tidak usah tuan,Bung Karno menanyakan namanya siapa bapak itu menjawab nama saya Tandi tuan,dan bapak agama apa,agama kami tidak ada,lalu Bung karno bilang mau ikut saya,bapak Tandi pun berkonsultasi dengan isterinya dan kata isterinya mau tuan,tempat yang petani itu tinggal yaitu Lokoboko,kira-kira satu minggu Bung Karno bawa mereka ke kota dan kasih masuk agama Islam,suami itu tinggal di kota sampai mempunyai anak dan cucunya dan anaknya sekarang namanya Muhammad Tandi sampai sekarang tetap tinggal di Lokoboko Kecamatan Ndona.Begitu juga dibagian Tanjung dekat dengan Gunung Iya,orang-orang yang jaga kebunnya Bapak Haji Daud kira-kira kurang lebih waktu itu lima orang juga dikasih masuk Agama Islam oleh Bung Karno sampai sekarang anak dan cucunya sudah menjadi banyak.
Bung Karno Ende mempunyai kawan-kawan kurang lebih 93 orang dari tua-tua sampai pada anak-anak muda,kawan-kawan itu digembleng tiap hari dinyatakan Indonesia musti merdeka dari 93 orang dari kawan Bung Karno terdiri dari banyak suku bangsa,ada yang dari Belanda yaitu pastor-pastor di Ende beserta Uskupnya yang selalu bantu Bung Karno ada bangsa cina yang bantu membawa surat-surat penting dari Jawa ke Ende yaitu surat dari dokter Sutono dan dari Muhammad tembrein dan dari kawan-kawan lain.Surat-surat itu tidak melalui Pos akan tetapi yang dibawah langsung oleh bangsa Cina Ang Hoo Lian dan dia sebagai Rongores ikut kapal dari Surabaya Ende menjual barang dan sayur-sayuran serta buah-buahan,ternak,buah apel,jika ada curiga dari Belanda dan dimasukan kdalam keranjang sayur.
Di Ende surat itu sangat penting dan diserahkan kepada saudara Lie Sian Tik yang mempunyai Toko Deleu tempat jual makanan kaleng.Sore hari Bung Karno pura-pura bertamu ke toko dengan maksud untuk mengambil surat-surat itu lalu Ang Ho Lan Lang ke Kupang,dan kembali lagi dengan kapal tersebut dan langsung beliau turun di toko Deleu dengan maksud untuk mengambil surat-surat itu untuk dibawanya ke Jawa.Sesudah Indonesia merdeka Ang Ho Lian meninggal dunia,beliau meninggal di Kupang Bung Karno juga mendapat kawat atas meninggalnya Ang Ho Lan,kemudian Bung Karno perintah agar supaya mayatnya dimakamkan di Taman Makam pahlawan Darma loka.
Ada suku bangsa Pakistan,India,Manila,Palembang,suku bangsa Bandung,suku bangsa Batak,Betawi,Solo,orang Madura,orang Bima,orang Surabaya,orang Sulawesi,orang Kupang,Menado,kawan-kawan Bung Karno itu cukup banyak,mereka sebelumnya sudah mengetahui bahwa Indonesia akan merdeka.
Kawan-kawan dekat Bung Karno waktu itu adalah bapak Daud,bapak Haji Mahmud,bapak Haji Abdullah Ambuwaru yang empunya rumah dan sekarang menjadi museum,dan masih ada banyak lagi yaitu bapak Saleh Banjar,bapak Haji Derain mereka pada waktu itu bekerja sama dengan Bung Karno dalam keadaan senang maupun susah.Jika Bung Karno bertamasya biasanya memakai kendaraan beliau selalu membawa serta dengan mereka.Bung karno pada waktu itu dilarang oleh Pemerintah penjajah untuk tidak boleh bertamasya di tempat yang lewat dari 10 km dan diperboleh untuk mandi di pantai laut sampai sedalam 10 meter diatas pusat saja,lain dari itu juga tidak boleh lewat karena bapak-bapak itu adalah ketua-ketua adat Mbongawani,bapak Abdullah Ambuwaru adalah ketua adat Kotaratu yang sekarang menjadi jalan Perwira dan bapak Saleh Banjar ketua adat Paupanda.Bung Karno kalau berjalan-jalan selalu ditemani dengan teman-temannya sampai dengan berpotret mereka selalu bersama.Menurut Saleh Banjar Bung Karno akan dipindahkan ke Bengkulu,oleh karena jasanya bapak Saleh Banjar terlalu banyak untuk Bung Karno maka sebagai tanda mata Bung Karno memberinya sebuah cincin.
Setelah Bung Karno diangkat Presiden RI pada tahun 1945 sampai dengan tahun 1950 beliau datang ke Ende dan menanyakan bapak saleh Banjar tetapi waktu itu bapak Saleh Banjar sudah meninggal,kemudian Bung Karno memanggil anaknya Ibu Mahani Sarimin bersama dengan suaminya Sarimin,mereka berdua menghadap Bung Karno di rumah jabatan bapak Bupati Thomas da Silva,waktu mereka bertemu dengan Bung Karno,beliau lalu menanyakan mengenai cincin yang pernah beliau berikan pada bapak Saleh Banjar itu,karena cincin itu adalah cincin pusaka,kemudian Bung Karno meminta kembali cincin itu,kebetulan sebelum meninggal cincin itu sudah diserahkan oleh bapak Saleh Banjar kepada anaknya ibu Mahani Sarimin,saat itu juga mereka berdua serahkan cincin itu kepada Bung Karno,kemudian Presiden menanyakan kepada ibu Mahani sarimin berapa saya harus bayar kembali jawab ibu Mahani tidak usah pak.
MENGENAI KUBURAN AMSI:
Ibu Amsi meninggal pada tahun 1935 lalu beliau dimakamkan di kuburan Islam Saraboro,kuburannya dikerjakan pada tahun 1938,sebab kuburan itu lama dikerjakan karena masih lama menunggu bahan-bahan seperti batu diambil dari km 25 sebelah barat Kota Ende dan batu kemudian direndam dalam bak air selama berbulan-bulan sesudah itu baru dikeluarkan dan sesudah itu dipotong-potong pelan-pelan sampai batu itu menjadi persegi kemudian batu itu ditaruh diatas pinggiran kuburan ibu Amsi dan juga ada dua batu nisan dipotong lalu direndam lagi memakan waktu lama setelah batu-batu itu selesai baru mulai mengerjakan kuburan itu,jadi batu yang diatas pinggiran kuburan ibu Amsi itu sampai pada batu nisannya dibuat sendiri oleh Bung Karno dan yang mengerjakan kuburan itu adalah kawan-kawan bapak dari anggota Tonel Kelub Kelimutu bersama-sama dengan bapak dan beberapa tukang besi.Mengenai pagarnya diambil dari misi Ende.Mereka sama-sama memikul batu pasir,jadi kami sebagai teman-teman Bung Karno sangat mengharapkan perhatian atas kuburan ibu Amsi tersebut,apalagi sekarang kuburan itu banyak yang rusak karena kuburan itu sudah cukup tua usianya,oleh karena itu kami sebagai saksi hidup yang masih bermukim di kota Ende minta agar supaya anak-anak dari almarhum Bung Karno tolong perhatian juga pada kuburan tersebut.
Kira-kira kurang dari dua bulan Bung Karno mau dipindahkan ke Bengkulu baru kuburan itu dibuat.Coba waktu itu ibu Amsi tinggal di Jawa,mungkin ibu Amsi meninggal di Jawa juga,tetapi karena ibu Amsi ikut juga mau memperjuangkan kemerdekaan RI bersama-sama dengan Bung Karno maka iapun meninggal di tempat pembuangan yaitu di Ende.Dari itu mari kita bersama-sama memperhatikan makam dari ibu Amsi di Kampung Saraboro Desa Rukun Lima di Kabupaten Ende itu.
MENGENAI GEDUNG MUSIUM:
Pada tahun 1950 Presiden Soekarno tiba di Ende kira-kira jam 04.00 sore beliau langsung bertemu bapak Haji Abdullah Ambuwaru,waktu beliau bertemu dengan Bapak haji Abdullah Ambuwaru itu Bung Karno langsung minta rumah bekas pembuangannya lalu jawab bapak Haji kalau anak mau ambil saja,tetapi Bung Karno bilang bukan untuk Pemerintah sekarang belum lengkap karena Mushollah belum ada,namanya waktu itu dari bapak Presiden terhadap kawan-kawannya terlebih pada saudara Ibrahima yaitu Yayasan Jaya Banda Gara atau Filsafah Kemenangan atau Gapura.
Pohon renungan Pancasila oleh Bung Karno oleh Bung Karno di Kabupaten Ende pada tahun Tujuh Puluhan atau 1972 semasa Bupati Haji Hasan Aroeboesman beliau memagarinya dengan tembok yang cukup tinggi kira-kira satu meter lebih,tidak begitu lama pohon itu layu dan kemudian mati sesudah itu tidak ada yang urus lagi.
Pada waktu Bupati Haji Hasan Aroeboesman diganti oleh bapak H.J Gadi Djou beliau melihat tembok yang begitu tinggi mulai rubuh satu persatu sampai rata dengan tanah lalu beliau mencoba menanam kembali pohon sukun tersebut akan tetapi pohon itu tidak bisa hidup,kemudian beliau mengundang kawan-kawan dari Bung Karno yang masih hidup untuk membicarakan mengenai tanaman tersebut.
Pada tanggal 31-8-1979 diadakan sidang bersama dengan wartawan dari kartini R.Y Pello,jadi keputusan sidang itu pohon sukun tersebut ditanam kembali pada tempat renungan Pancasila oleh kawan-kawan Bung Karno yang masih mati hidup bekerjasama dengan Pemerintah dan Muspida,tepat pada tanggal 17-1-1980 pohon itu mulai tumbuh/jadi,kemudian atas permintaan dari kawan-kawan Bung Karno agar tolong dibuat seperti Tugu Pancasila di tempat renungan itu atau seperti Tugu Pahlawan atau Tugu Kemerdekaan yang sudah ada sekarang ini.
MENGENAI ORANG MATI DI ENDE
Di Ende kalau ada orang mati Bung Karno selalu ikut melayat,beliau kalau melayat selalu tidak memakai kopiah dan selalu atau harus melihat wajah dari mayat tersebut dan pada saat mau ke Masjid beliau musti pikul lebih dahulu peti mayat tersebut baru kemudian kasih pada orang lain.Lalu pada waktu itu bapak-bapak dari anggota Tonel mulai menanyakan pada Bung Karno mengapa bapak kalau melayat selalu tidak memakai kopiah jawab Bung Karno karena saya tidak boleh menghormati orang yang sudah meninggal dan saya harus melihat wajahnya kalau tidak akan di kemudian hari mayat tersebut akan menuntut kembali pada saya kemudian mengenai pikul peti mayat biar beberapa meter saja sudah cukup kalau tidak mayat itu akan tuntut kembali pada saya.
Ketika Bung Karno pindah ke Bengkulu barang-barang kepunyaan Tonel Kelub Kelimutu dikasih tinggal ditangannya Opnemeratmo Sudirjo sampai tentara Jepang masuk di Ende,lalu saudara Ibrahima diadakan pemeriksaan mengenai barang-barang peninggalan itu ternyata sudah kurang sebagian atau sudah dijual oleh saudara Atmo Sudirjo,lalu pada waktu itu saudara Ibrahima ambil alih semua barang-barang sisa miliknya Tonel Kelub itu,barang-barang itu seperti satu lambang ada tiga cerita yaitu dr Syaitan,Jutkutbi,Ero Dinamik,Amuk dan Djulagubi dan beberapa pakaian Rendo rambutnya serta tombak,penebus Ndokerua dan satu rangka gendang,dua belas layar panggung ukuran Gedung Imakulata itu.Setelah Bung Karno tiba di Bengkulu minta semua barang-barang itu,makanya kawan-kawannya langsung kirim ke Bengkulu.Dan semua layar beserta lambang itu dibuat atau ditulis serta dugambar sendiri oleh Bung Karno dan kawan-kawannya.Mengenai kain-kainnya dibuat menjadi atau berupa layar dan dijahit oleh ibu Inggit dan dibantu oleh ibu Mahani Sarimin yang sekarang masih hidup,mereka berdua sampai dengan urusan makanan pun ditangani mereka untuk orang-orang yang bekerja dan repatisi.Dan anak-anak pembantu dalam rumah ada tiga orang yaitu Fajar bagian Penatu,kemudian Lodonugi bagian kebun dan satu lagi Riwu Ga bagian penatu dan pembantu di dapur,mereka bertiga berasal dari Pulau Sabu.
Mengenai cat untuk kerja Bung karno sendiri menghadap bapak Uskup Ndona untuk meminta cat guna mencat layar tersebut serta beberapa lambang,itu cat datangnya dari bapak Uskup Ndona sampai riwayatnya Tonel Kelub selesai.
Semenjak Bung Karno masuk di Ende dulu dari anak-anak bujang sesudah repetisi kami tidak pulang,beberapa orang ada yang tidur di pinggir Musholah.Saudara Iros Yali dan Djae Bara sebagai penjaga keluarganya Bung Karno akan tetapi orang lain tidak mengetahui.
Sekarang Musholah tidak ada lagi,soalnya tempatnya sudah didalam wilayah orang lain.Barang-barang sebagai Peninggalan dari Tonel Kelub Kelimutu disimpan sebegitu rapihnya oleh saudara Ibrahima,pada waktu itu lari dari tentara Jepang,barang-barang itu dipikul dan dijunjung kemudian disimpan serta dijaga supaya jangan sampai dimakan rayap,pada waktu lari masuk hutan dibawa serta dengan bungkusan tersebut dengan maksud dijaga jangan sampai kena basah oleh air.Pada tahun 1972 saudara Ibrahima menemui ajalnya(meninggal) kemudian barang-barang tersebut diambil alih oleh saudara Yusuf lalu barang tersebut dijaga dan sekarang dianggap sebagai barang-barang antik.
Setibanya Rahmawati Soekarno di Ende yaitu pada tanggal 27-03-1992 tepatnya pada pukul 12.00 siang dan kembalinya pada tanggal 29-03-1982 pagi,waktu beliau kembali barang-barang peninggal atau bersejarah itu dibawa serta ke Jakarta bersamaan dengan delapan buah naskah dari Tonel Kelub Kelimutu yang diserahkan oleh saudara Yusuf Ibrahima sebagai timbang terima dengan rahmawati Soekarno yang sebagai saksi semua bapa-bapa yang turut hadir bersama-sama disitu.
Pada waktu saudara Ibrahima ada di Jakarta pada tahun 1964 beliau sempat masuk ke Istana ketemu dengan bapak Presiden Soekarno beliau membawa lambang dari tiga cerita dr Syaitan,Kutkutbi,Ero Dinamik.Pada waktu hadir juga menteri-menteri angkatan 60 an termasuk bapak Frans Seda,kemudian bapak Frans Seda minta lambang tersebut pada Bung Karno akan tetapi Bung Karno menjawab lambang itu bukan kepunyaan saya melainkan yang punya adalah kawan-kawan saya yang ada di Ende.Pada waktu bapak Ali Sasteroamijoyo langsung minta sama saudara Ibrahima beliau juga menjawab boleh tetapi keluar sama-sama dan didalam sama-sama atas kemauan bapak Ali dengan kawan-kawanya,jadi pada waktu itu saudara Ibrahima tidak setuju atas usulan dari bapak Ali itu,kemudian barang-barang dari Tonel Kelub yang ada pada waktu itu atas usulan dari Bung Karno pada Ibrahima,barang-barang itu kepunyaan saudara Ibrahima dengan kawan-kawannya semua yang ada di Ende.Sewaktu saudara Ibrahima pulang dari Jakarta pada tahun 1965 sesudah peristiwa Gestapo lalu Ibrahima cerita semua pada kawan-kawannya.
Pada waktu Bung Karno mengambil urusan pernikahan salah satu anggota Kelub Kelimutu yaitu saudara Abdullah Adhar dengan anaknya bapak Haji Musa,dua-duanya dari kampumg yang sama yaitu sekarang disebut Mbongawani pada waktu itu Bung Karno langsung dengan kawan-kawannya ambil urusan dari dua belah pihak mulai dari anak-anak wayang,anak-anak musik dan penyanyi-penyanyi dari wanita sampai dengan pria pada malam itu semua hadir dan juga saudara-saudara yang tukang pidatonya mereka terdiri dari dua orang dan berpidato memakai bahasa Indonesia yaitu saudara A.Z Pelindi beliau berasal dari Medan dan yang satunya memakai bahasa daerah yaitu saudara Ibrahima,sesudah kedua pengantin duduk maka saudara A.Z Pelindi mulai berdiri dan memberi salam kanan kiri baru mulai berbicara sebagai nasihat untuk kedua pengantin dari permulaan sampai akhirnya dan setelah itu baru saudara Ibrahima mulai berbicara satu-satu dengan menggunakan bahasa daerah,nada bicaranya mulai nada rendah sangking semangatnya nada bicara semakin keras/tinggi,para undangan dengan perasaan senang dan tenang mendengar pidato saudara Ibrahima sementara beliau berbicara tiba-tiba terdengar suara yang keras dari belakang yaitu ada yang minta agar pidato itu dihentikan tetapi beliau tetap bersuara keras sambil berpidato jadi suasana jadi gawat dan hiruk-pikuk,karena melihat situasi yang kurang enak maka saudara Ibrahima berhenti berpidato.
Yang membuat kacau adalah saudara Saleh Mandaka dan dia perintahkan agar pesta itu dibubarkan dan kebetulan waktu itu hadir juga Bung Karno jadi beliau berbicara saudara tahu tidak peraturan jika orang masih berpidato saudara tidak boleh sekali-kali mencegahnya atau bertindak dari soal apapun kami dan sekarang saudara mau bertindak kemana saja kami tetap ikut dari belakang kata Bung Karno pada malam itu,setelah itu semua hadiah-hadiahnya kami pikul bawa pulang semua,nanti besok kami baru serahkan kembali pada pengantin.
MENGENAI ANGGOTA PEMAIN TONEL.
Saudara Ibrahima wakil sutradara dan wakil kedua saudara A.Z Pelindi dari Medan,Madu Roja sebagai Kopral,saudara Abdurahman Wani sebagai pemain,saudara Guru Kae Dura sebagai Polisi,Ngada Gende sebagai penghuu,saudara Roslan Anto sebagai perempuan,saudara Ibrahima sebagai dokter,A.Z Pelindi sebagai dokter,saudara Darhan Anto sebagai Bapa,saudara Perangga Kora sebagai asisten palang merah,saudara Djae Bara sebagai dokter palang merah merangkap bistiur,sedang wahab Tanjong sebagai pemain,Siku wasin pemain,Wakit Jari pemain,Paranoto pemain,Iman dan Muin pemain,Were Sewed pemain,saptu Dei pemain,Abdurahman Pelambang pemain,Adhar pemain,Ali Pembe pemain,Bakar Damu pemain,Go Jun Pit pemain,Djamaludin Batik pengur,pemain musik Anang Banjar Hamid,Anang Muhammad,Anang Abdurahman,Anang penyanyi,Magdalena Pauadu,Mis Roos Menado,Markus Menado,Ibu Leno Ende,Abdurahman,Anang Djae Mohdar sebagai robot dan sebagai Ampu Agni Ibrahima,dokter Djulagubi.
Waktu Tahun 1949 kurang lebih kami dari anggota Tonel menerima Kartu Tanda Anggota dari batalion Siliwangi kurang lebih dua puluh lembar yaitu Tentara Nasional Indonesia Luntung Kasarung defisi IV Seliwangi Brug XIII Bat I Kalasingan 17-08-1949 Luntung Kasarung Komandan Kepala Stap Umum Bujang Djalhim Depatemen Pulau Panggung.
Pada waktu itu yang dibagi langsung oleh saudara Ibrahima pada kawan-kawannya Bung Karno sendiri,jadi semua kawan-kawannya yang sudah mendapat kartu tersebut sekarang mereka sudah tidak ada lagi(meninggal) hanya sebagian kawannya yang masih hidup sampai dengan saat ini yaitu sebanyak empat orang saja yang masih tersimpan Kartu Tanda Anggota tersebut sekarang hanya bapak Djae Bara sendiri.
Pada Tahun 1986 kami dapat berita dari Kantor Sosial bahwa siapa saja yang bisa jadi perintis masuk laporan di Kantor Sosial Ende,kemudian kami masukan laporan-laporan kami pada kantor itu tetapi sampai dengan saat ini kami tidak dapat jawaban sedikitpun mengenai laporan kami itu,kami sampai tanya kembali mengenai kelanjutannya,kata mereka sudah dikirim semua laporan tersebut kemudian kami minta surat pengantarya,mereka jawab tidak ada.
Baca Juga:
Nama Sahabat Bung Karno di Ende diperkenalkan di Hari Pancasila
Kerabat dekat Bung Karno ketika menjalani masa pembuangan di Ende(Pulau Flores) Nusa Tenggara Timur cukup banyak tercatat kurang lebih 92 orang dan uniknya tak seorangpun dari mereka yang menjadi Pegawai Negeri atau Raja,tetapi menjadi nelayan miskin,petani kecil,buruh pelabuhan dan sopir mobil,kernek truk termasuk juga sejumlah Pastor asal negeri Belanda,tapi sayang kerabat yang kini hidup dan menetap di Kota Ende hanya lima orang,kelima orang saksi hidup itu yaitu bapak Djae Bara,bapak Roslan alias Iros,bapak Haji Umar Gani,bapak Yamin,bapak Haji Ismail dan Nyonya Mahani sarimin,meskipun usia mereka sudah diatas 70 tahun tetapi ingatannya masih bagus sekali/segar,mereka selalu bersedia dan senang hati berbicara banyak tentang perjalanan hidup Bung karno sebagai orang buangan di kota ende selama empat tahun lima bulan empat belas hari.
Pada tahun 1951 sesudah gedung musium ditunjuk langsung oleh Bung Karno lalu beliau minta barang-barang peninggalannya yang ada supaya disimpan digedung tersebut,lalu pada waktu itu dari bapak-bapak yang masih simpan benda-benda itu mulai satu persatu mereka memberinya mereka masuk barang-barang tersebut melalui perantaraan bapak Bupati Flores yang menerima barang tersebut yaitu bapak mayor Majid Roja yaitu berupa gambar Gapura Bali,beberapa buah tongkat,dua buah foto,satu tempat tidur dari dipan,satu meja makan dan kursinya,satu meja tulis atau bufet,satu fiol yang sudah dalam keadaan surat.
Tapi yang barang-barang tersebut banyak yang sudah hilang karena tidak ada yang mengurusnya lagi,yang masih tertinggal hanya gapura Bali dan beberapa tongkat kemudian dua buah foto dan satu fiol yang dalam keadaan rusak tersebut.
Sebagai penutup kami sebagai kawan-kawan saksi hidup dari Bung Karno
1. Bapak Djae Bara
2. Bapak Roslan Alias Iros
3. Bapak Yamin Haji Ismail
4. Bapak Haji Umar Gani
5. Nyonya Mahani Sarimin.
Dilarang keras mengutip dan fotocopy atau sejenisnya dalam bentuk apapun tanpa diketahui si Pengarangnya.
Dibuat Oleh,
Ttd
DJAE BARA
#SahabatBungKarnodiEnde#
#BungKarno#
#TonilBungKarno*
#BungKarnodiEnde#
Jangan Sekali-kali melupakan sejarah
BalasHapus